Pengiriman tim SAR Indonesia ke selat Bering saya kira tidak praktis, karena pencarian dan penyelamatan awak kapal di sana perlu dilakukan sesegera mungkin dan tidak bisa ditunda,"
Jakarta (ANTARA News) - Pengiriman tim pencari dan penyelamat atau Search and Rescue (SAR) Indonesia ke lokasi karamnya kapal pencari ikan asal Korea Selatan yang mengangkut lebih dari 50 awak kapal di Selat Bering, Rusia, terkendala oleh waktu.

"Pengiriman tim SAR Indonesia ke Selat Bering saya kira tidak praktis, karena pencarian dan penyelamatan awak kapal di sana perlu dilakukan sesegera mungkin dan tidak bisa ditunda," kata Juru Bicara Menteri Luar Negeri Michael Tene di Jakarta, Rabu.

Kapal berusia 36 tahun yang dioperasikan oleh Sajo Industries asal Korea Selatan tersebut mengangkut 60 orang, termasuk satu orang Rusia, 11 warga Korsel, 13 warga Filipina, dan 35 warga Indonesia.

Upaya pencarian dan penyelamatan korban dari karamnya kapal naas tersebut, saat ini masih dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari otoritas Rusia, Penjaga Pantai AS dan tim Rapid Response Korea Selatan.

Tene menjelaskan pengiriman tim SAR ke selat Bering, Rusia untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan disana membutuhkan waktu lebih banyak karena harus melakukan berbagai persiapan yang dikhawatirkan menyita banyak waktu.

"Karena kejadian karamnya kapal tersebut terjadi di laut, orang tidak akan bisa berlama-lama berada di dalam kondisi seperti itu," ujar Tene.

Dikutip dari laman Oxford Journals, tubuh manusia 25 kali lipat lebih cepat membeku di dalam air daripada di udara dan perkiraan ketahanan tubuh bertahan dalam suhu air 41 derajat Farenheint atau 5 derajat Celcius adalah satu hingga dua jam.

Pada pencarian hari Senin (1/12) hingga Selasa (2/12) tim SAR menemukan 8 korban selamat yang didalamnya terdapat tiga orang WNI, tiga warga Korea Selatan, seorang Warga Rusia dan satu orang berkebangsaan Korea Selatan yang meninggal dunia karena hipotermia.

"Total korban yang berhasil ditemukan sampai saat ini adalah 10 orang dengan rincian tujuh selamat dan tiga lainnya meninggal dunia," kata Tene.

Pemerintah Indonesia, melalui KBRI Moskow telah mengirimkan stafnya ke pelabuhan Petropavlosk di dekat kota terdekat Anadyr, Rusia, untuk memantau dan membantu ABK yang berhasil diselamatkan ketika nantinya turun dari kapal.

Sementara itu untuk anggota keluarga korban di Indonesia, Kementerian Luar Negeri telah memberi informasi terkait musibah yang terjadi di Selat Bering pada beberapa keluarga dan akan segera disusul oleh sisanya.

"Kami sudah punya data nama-nama ABK yang jadi korban kapal naas itu, beberapa keluarga sudah kami kabari dan sisanya sesegera mungkin kami beri informasi," kata Tene menambahkan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014