Solo (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta merelokasi sebanyak 4000 pedagang kaki lima (PKL) dari 5500 PKL di berbagai lokasi di kota ini.

"Sekarang ini masih ada sekitar 1.500 PKL yang belum direlokasi, dan kami akan terus melakukan penataan sampai semua itu selesai," kata Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Pemkot Surakarta Subagio di Solo, Kamis.

Ia mengatakan DPP tengah melakukan penataan PKL di Jalan Sabang, S.Parman dan A.Yani yang rencananya akan direlokasi ke Pasar Gilingan Rabu (23/12).

Rencana relokasi tersebut sudah didahului dengan sosialisasi kepada para PKL serta validasi data lapangan.

Dikatakan DPP juga telah menyusun jadwal terkait dengan persiapan dan pelaksanaan relokasi.

Pengundian los dan kios akan dilakukan dari Senin (1/12) hingga Rabu (10/12). Dilanjutkan dengan pemindahan barang-barang dari ketiga ruas jalan itu ke Pasar Gilingan dan puncaknya pada Senin (22/12) hingga Selasa (23/12) pelaksanaan relokasi.

Saat ini, DPP tengah melakukan pengundian los dan kios. Untuk PKL Jalan Sabang, pengundian sudah dilakukan pada Selasa (2/12) kemarin.

Sementara itu, pengundian los serta kios untuk PKL S Parman dan A Yani pada Kamis (4/12).

"Kami sudah menegaskan kepada para PKL untuk segera menempati pasca relokasi. Ketika dua bulan tidak digunakan, maka akan kita cabut," kata Kepala DPP Pemkot Surakarta, Subagiyo.

Kebijakan itu diambil sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional.

Dalam aturan itu ditegaskan jika alasan pasar dibangun untuk usaha. Dengan demikian, pihaknya tidak akan membiarkan jika los dan kios itu untuk main-main. "Kami tidak akan membiarkan orang main-main di pasar," katanya.

Ia mengatakan, tidak hanya ancaman pencabutan los dan kios, DPP juga mengambil kebijakan soal penempatan pedagang. Untuk pedagang yang berasal dari luar Solo, mereka ditempatkan di Pasar Gilingan lantai dua.

Pewarta: Joko Widodo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014