Tulungagung (ANTARA News) - Wakil Kepala Stasiun Tulungagung, Gatot Sudarmaji memastikan tiket kereta api untuk kelas bisnis dan eksekutif tujuan jarak jauh selama liburan Natal dan Tahun Baru telah habis terjual sejak akhir Oktober lalu.

"Semua tiket telah dipesan, khususnya untuk kelas bisnis dan eksekutif dengan tujuan beberapa kota besar seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Semarang," terangnya kepada wartawan di Tulungagung, Jatim, Kamis.

Ia mengatakan, fenomena tersebut selalu terjadi jelang musim liburan Natal dan Tahun Baru, karena calon penumpang cenderung memesan tiket untuk berlibur sejak beberapa bulan sebelumnya.

"Mulai awal Desember hingga awal Januari tiket untuk kelas bisnis dan eksekutif sudah ludes terjual. Kami menggunakan sistem online jadi selalu update persediaan kursi," terangnya.

Beberapa kereta jarak jauh dimaksud antara lain adalah kereta api Gajayana, Malabar, Majapahit dan Malioboro Ekspress.

Gatot menambahkan, pihaknya tidak menyediakan atau menjual tiket berdiri (tanpa tempat duduk) untuk kereta jarak jauh, baik kelas ekonomi, bisnis maupun eksekutif.

Sesuai aturan, lanjut dia, tiket berdiri hanya berlaku bagi kereta api ekonomi lokal, seperti KA Rapih Doho dan KA Penataran.

"Itupun kuota berdirinya hanya dibatasi 25 persen dari jumlah penumpang duduk di satu gerbong. Kami tidak melayani lebihnya," jelasnya.

Berdasar data di Stasiun Tulungagung, lonjakan penumpang selalu terjadi saat akhir pekan, yakni mulai Jumat hingga Minggu.

Untuk kereta dengan rute jarak dekat dan menengah, lonjakan bisa mencapai 600 hingga 700 penumpang, sedangkan kereta jarak jauh sekitar 100 penumpang per hari.

Gatot membenarkan informasi yang berkembang di masyarakat terkait kenaikan harga tiket kereta, terhitung mulai Januari 2015.

Namun berapa besarannya dan kelas apa saja yang mengalami kenaikan, ia tidak mengatakan secara spesifik dengan alasan menunggu kebijakan resmi dari manajemen PT KAI pusat.

"Memang ada kenaikan tarif tiket. Nanti ada pemberitahuan selanjutnya, yang jelas dimulai Januari 2015," jawabnya.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014