Jakarta (ANTARA News) - Penderita HIV dan AIDS rentan terserang kanker, namun Antiretroviral (ART) dipercaya mampu mengurangi kerentanan mereka terhadap penyakit itu.

"Penderita HIV AIDS kan kekebalan tubuhnya turun sehingga berbagai virus menjadi aktif, seperti HPV-8 (penyebab kanker), virus hepatitis B, C,...mereka mudah terkena kanker, karena terkait imunitas," ujar Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM dari Divisi Hematologi FKUI dalam simposium tentang perkembangan pengobatan HIV serta kaitannya dengan kanker dan hepatitis B & C, di Jakarta, Jumat (5/12).

"Kabar baiknya saat ini, rupanya obat antiretroviral itu kan memulihkan kekebalan tubuh pasien. Dengan pulihnya kekebalan, maka berbagai macam kondisi yang menyebabkan kanker menjadi hilang," kata dia.

Dr. Zubairi mengatakan, kanker-kanker yang dulu sering ditemukan pada ODHA sebelum tahun 2000, namun setelah tahun 2000, kasusnya amat jarang, karena meminum obat ART.

Lebih lanjut, Dr. Zubairi mengungkapkan, bila sebelum tahun 2000, dirinya menerima tiga sampai empat pasien kanker dalam setahun. Namun, setelah tahun 2000, jumlah pasiennya menurun menjadi satu orang dalam tiga tahun.

Menurut dia, di Indonesia sendiri, kasus kanker yang paling banyak menyerang penderita HIV AIDS ialah sarkoma kaposi, limfoma dan kanker serviks.

Namun, kata dia, setelah tahun 2000, risikonya menurun sejalan penderita diberikan ART. Di samping itu, jenis kanker lain juga ditemukan pada penderita HIV AIDS, yakni anal, prostat, dan usus besar.

Sampai Maret 2014, kasus HIV dan AIDS di Indonesia mencapai 188.273 orang. Berdasarkan jumlah ini diperkirakan kasus sesungguhnya mencapai dia kali lipatnya.

Kemudian, dari jumlah itu, sebanyak 150.471 orang sudah memasuki perawatan HIV. 104.483 orang di antaranya memenuhi syarat medis, namun hanya 79.740 (76,3 persen) dari mereka yang memenuhi syarat mendapatkan ART.

Dari mereka yang mendapatkan ART, hanya 53,2 persen saja yang masih meminum obat. Sisanya meninggal, mangkir, rujuk keluar dan berhenti sama sekali. Mereka yang mangkir dan berhenti total, berisiko besar mengalami penurunan daya tahan dan berakibat kematian.

Dr. Zubairi mengatakan, pengobatan telah menyelamatkan ribuan ODHA. Menurut dia, penting sekali mendeteksi dan mengobati ODHA sedini mungkin, karena penggunaan ARV yang efektif akan meningkatkan kualitas hidup ODHA dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat HIV dan AIDS.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014