Ini kelompok teroris, bukan negara. Saya tak merekomendasikan kata 'Negara Islam' karena istilah itu mengaburkan batasan antara Islam, muslim, dan kaum militan"
Jakarta (ANTARA News) - Pers dan pemerintah sejumlah negara Barat mulai menanggalkan kata "negara" dalam menyebut kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS atau ISIL) yang kemudian menyebut diri "Negara Islam" (IS), dan menggantinya dengan kata Daesh dari Bahasa Arab.

Menurut jaringan televisi CBS News Network di Kanada, Amerika Serikat mulai meninggalkan kata ISIL atau ISIS atau IS, dan menggantinya dengan kata akronim dari Bahasa Arab, Daesh, karena dinilai untuk lebih merendahkan kelompok militan itu.

Saat berbicara di Brussels, Belgia, beberapa hari lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mulai memakai istilah ini.

Saat itu Kerry berkata, "Dalam waktu kurang dari tiga bulan komunitas internasional telah bersama-sama membentuk koalisi yang menjadi langkah penting dalam mendegradasi dan mengalahkan ISIL atau Daesh.”

"Daesh masih terus melakukan kejahatan-kejahatan yang mengerikan," sambung Kerry.

Namun, pemerintah Kanada, Australia dan Inggris masih menggunakan kata ISIL, sedangkan negara-negara lainnya dan banyak media massa menyebut "Negara Islam" atau "IS".  Media Kanada sendiri lebih memilih ISIS.

Pemerintah Prancis-lah yang pertama kali menggunakan sebutan Daesh pada ISIS sejak September lalu.

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius malah meminta media massa dan negara-negara lain mengikuti langkah Prancis.

"Ini kelompok teroris, bukan negara. Saya tak merekomendasikan kata 'Negara Islam' karena istilah itu mengaburkan batasan antara Islam, muslim, dan kaum militan," kata Fabius.

"Orang-orang Arab menyebut mereka 'Daesh' dan saya akan menyebut mereka 'Si Bengis Daesh," sambung Fabius.

"Daesh" sebenarnya akronim singkatan Bahasa Arab dari ISIS (al-Daullah al-Islamiyah fil 'Iraq wal-Sham), tapi kedengaran seperti kata daes dan dahes dalam Bahasa Arab yang berarti 'orang yang menyebarkan perselisihan'.

Mantan menteri luar negeri AS Hillary Clinton juga menolak istilah "Negara Islam".

Di Ottawa, Oktober silam, Clinton menjelaskan alasan penolakannya itu.

"Apa pun sebutan Anda, entah ISIS atau ISIL, saya menolak menyebut mereka 'Negara Islam', karena mereka bukan Islam dan bukan pula negara," kata Clinton seperti dikutip CBS News Network.






Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014