diujicoba di beberapa daerah, lalu dievaluasi dulu"
Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise berharap kurikulum baru tidak memberatkan anak didik.

"(Kurikulum) Harus dikaji ulang, diujicoba di beberapa daerah, lalu dievaluasi dulu," kata Yohana di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu.

Yohana menilai Kurikulum 2013 kurang relevan untuk siswa karena memaksakan proses pembelajaran anak.

"Guru pun diforsir dan dituntut untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan pembelajaran bagi anak," kata dia.

Mendapat banyak keluhan dari masyarakat terkait kurikulum itu, Yohana mengaku langsung membicarakan hal itu dengan Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan.

Menurut dia, kurikulum di Indonesia kerap diganti tanpa disertai evaluasi terlebih dahulu, padahal setiap kurikulum seharusnya mempertimbangkan aspek sosial, budaya dan kondisi geografi setiap daerah.

"Setiap menteri baru kerap mengganti kurikulum. Menteri ini belajarnya di mana, kemudian melihat kurikulum bagus, lalu diimplementasikan," kata dia.

Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Rasyid Baswedan memutuskan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia sehingga setiap sekolah menjalankan kembali Kurikulum 2006.

"Proses penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan Kurikulum 2013 selama tiga semester terakhir," kata Anies di Jakarta.




Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014