Bandung (ANTARA News) - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) menargetkan penyaluran kredit infrastruktur pada 2015 senilai Rp2 triliun.

"Bank BJB menargetkan kredit infrastruktur senilai Rp2 triliun pada 2015, sebagian besar untuk pembiayaan proyek infrastruktur dengan sumber BUMN dan BUMD," kata Direktur Komersial Bank BJB Achmad Irfan, Senin.

Bank BUMD terbesar di Indonesia itu akan membidik pasar kredit infratruktur yang merupakan salah satu pasar yang digarapnya selama ini.

"Peluang pasar pembiayaan infrastruktur cukup prospektif, terlebih kami sudah menjalin kerja sama dan hubungan baik dengan beberapa institusi kontruksi di Indonesia dan daerah," kata Irfan.

Ia menyebutkan tantangan bank daerah pada 2015 cukup berat, namun peluang untuk meraup laba cukup besar karena pemerintahan Presiden Joko Widodo fokus kepada sektor infrastruktur.

Fenomena itu merupakan kebijakan yang dapat menguntungkan BPD, khususnya potensi pendapatan proyek dan infrastruktur.

"Beberapa pasar yang mungkin tumbuh signifikan antara lain infrastruktur jalan tol, perumahan dan rumah susun. Selain itu potensi kredit konsumer dan sindikasi masih cukup potensial tahun depan," katanya.

Irfan menyebutkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit 2015 pada kisaran 16-20 persen. Ia menyebutkan pada 2015 pihaknya fokus mentransformasikan bisnis yang lebih fokus pada pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan yang diimplementasikan melalui kebijakan strategis jangka panjang.

Kebijakan itu menurut dia yakni memperkokoh fundamental bank sebagai fondasi untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Upaya itu melalui peningkatan market share dana pihak ketiga, peningkatan kualitas dan penyaluran kredit pemenuhan kebutuhan modla dan pengembangan fungsi supporting untuk mendukung profitabilitas bank.

Lebih lanjut, Direktur Komersial BJB itu menyebutkan di tengah pengaruh faktor eksternal maupun internal yaitu pengaruh kinerja ekonomi global serta kinerja pemerintahan yang baru terbentuk, pada 2015 BJB menetapkan proyeksi pertumbuhan aset sebesar 13 persen.

"Kinerja kredit juga terus digenjot, terutama pembiayaan sektor riil dengan proyeksi pertumbuhan kredit 17 persen dan pertumbuhan dana pihak ketiga 15 persen," katanya menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014