Kairo (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut telah memulangkan lebih dari 1.500 tenaga kerja wanita (TKW) dari Suriah dalam setahun terakhir.

"Sejak Januari hingga akhir November 2014, KBRI Beirut telah memulangkan 1.518 TKW yang menyelamatkan diri dari negara bergolak Suriah," kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Beirut Wendi Budi RAharjo kepada ANTARA, Senin.

Mereka diterbangkan ke Jakarta untuk kemudian dipulangkan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menuju daerah asalnya masing-masing, katanya.

KBRI Beirut juga memfasilitasi pengiriman uang milik para TKW melalui jasa Western Union dan Express Money ke daerah tempat tinggal masing-asing TKW.

Dengan fasilitas pengiriman uang tersebut, para TKW tidak lagi membawa uang tunai dalam jumlah besar selama perjalanan dari Beirut sampai daerahnya asalnya di Indonesia, sehingga terbebas dari aksi pemaksaan dan pemerasan selama perjalanan.

"Fasilitas ini merupakan upaya KBRI Beirut untuk membantu mereka sehubungan dengan banyaknya laporan yang kami terima tentang TKW-TKW yang telah tiba di Tanah Air dipaksa oleh oknum di Bandara Soekarno-Hatta untuk menukarkan uangnya dengan kurs rendah di bawah harga pasar," katanya.

Sementara itu, Otoritas Lebanon memberi keringanan berupa bebas biaya visa masuk ke Lebanon bagi TKW dari Suriah, padahal biasanya setiap warga asing dikenakan 33,3 dolar AS.

"Selain bebas biaya visa, TKW dari Suriah juga diberi waktu selama 30 hari masa tinggal di Lebanon dalam masa proses pemulangan ke Indonesia," katanya.

Semua TKW yang dipulangkan dari Beirut itu sebelumnya ditampung di KBRI Damaskus, Suriah, dan dievakuasi ke Lebonan lewat darat.

Saat ini masih ada 45 TKW yang berkerja di Suriah yang ditampung di KBRI Beirut dan akan segera dipulangkan.

KBRI Beirut juga menampung 10 TKW asal Suriah yang masuk ke Beirut di luar program evakuasi dari KBRI Damaskus, yakni mereka yang ikut majikannya mengungsi ke Beirut dan minta dipulangkan melalui repatriasi.

Menurut Kepala Fungsi Protokol Konsuler KBRI Beirut Charles M. Somara, 10 TKW non-repatriasi itu minta dipulangkan akibat majikan mereka dari Suriah lepas tangan karena tidak mampu lagi membayar gaji mereka.

"Bahkan ada juga dari mereka yang diserahkan ke KBRI Beirut dengan diantar taksi sendirian, didrop di depan gerbang KBRI tanpa ditemani majikan karena mereka takut pasti kita akan menahannya dan memaksa mereka untuk membayar sisa gaji dan tiket pulangnya ke Indonesia," kata dia.

Kendati demikian, KBRI Beirut berupaya menyelesaikan masalah 10 TKW ini agar mereka dapat segera pulang ke kampung halamannya sebagaimana teman-temannya dari program repatriasi.

Charles menjelaskan, banyak TKW dari Suriah tersebut diduga kuat adalah korban penyelundupan manusia (human trafficking).





Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014