New York (ANTARA News) - Aksi jual pada saham-saham minyak dan teknologi ternama, termasuk Apple, menyebabkan Wall Street berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah data Tiongkok dan Jepang lemah.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 106,31 poin (0,59 persen) menjadi 17.852,48, lapor AFP.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 15,06 poin (0,73 persen) menjadi 2.060,31, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq jatuh 40,06 poin (0,84 persen) menjadi 4.740,69.

Saham-saham terkait minyak mengalami hari penurunan turun lagi karena harga minyak mentah merosot ke terendah lima tahun, di tengah kekhawatiran tentang pasokan. Anggota Dow, Chevron turun 3,7 persen, sedangkan Apache Corp. merosot 6,8 persen.

"Kami belum melihat stabilisasi pada saham energi," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities.

Hogan mengaitkan penurunan besar dalam ekuitas teknologi seperti Apple yang jatuh 2,3 persen, Amazon melemah 2,0 persen dan Netflix merosot 3,3 persen, dengan aksi ambil untung.

Data perdagangan Tiongkok menunjukkan perlambatan tajam mengejutkan dalam pertumbuhan ekspor dan penurunan tak terduga dalam impor, sedangkan data menunjukkan ekonomi Jepang mengalami kontraksi lebih besar dari perkiraan sebelumnya pada kuartal ketiga.

Anggota Dow, Merck, naik 0,6 persen menyusul berita bahwa pihaknya akan mengakuisisi pembuat antibiotik Kubisme Pharmaceuticals senilai sekitar 9,5 miliar dolar AS. Kubisme melonjak 35,3 persen.

Saham-saham bioteknologi menguat. Biogen naik 0,9 persen, Celgene bertambah 3,6 persen dan Gilead Sciences naik 0,9 persen.

Anggota Dow, McDonald, anjlok 3,8 persen karena melaporkan penjualan globalnya turun 2,2 persen pada November, dengan penjualan di AS merosot 4,6 persen. Raksasa makanan cepat saji itu berjanji untuk meningkatkan pemasaran dan menyederhanakan menu.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS turun menjadi 2,26 persen dari 2,31 persen pada Jumat, sedangkan pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,90 persen dari 2,96 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014