Mataram (ANTARA News) - Anggota Komisi VIII DPR H Rachmat Hidayat meminta para pengajar yang ada di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram menghentikan "kubu-kubuan" jika ingin menjadi perguruan tinggi yang maju.

Ditemui di Mataram, Selasa, ia menilai selama 10 tahun berdiri, IAIN Mataram, Nusa Tenggara Barat, tidak ada prestasi dan kemajuan yang diraih.

"Kemajuan apa yang diraih, saya orang sini (NTB), saya tahu persis, bahkan terjadi kelompok-kelompok antara dosen di kampus ini, bagaimana mau jadi hebat," katanya.

Untuk itu, ia menyarankan agar para pengelola IAIN Mataram untuk segera berbenah, terutama dari sisi sumber daya manusia (SDM) jika ingin meningkatkan status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

Sebab, kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) daerah pemilihan NTB ini, jumlah guru besar atau profesor yang dimiliki hanya dua orang selama periode 10 tahun sejak berdiri.

"Kalau soal UIN itu sedang diproses, tunggu saja. Selesaikan dulu masalah di dalam, ciptakan banyak profesor. Ini hanya dua profesor sejak awal, bahkan satu sudah pensiun, namun diperpanjang lagi," ujarnya.

Rachmat Hidayat berada di NTB bersama 10 orang anggota Komisi VIII DPR dalam rangka kunjungan kerja ke IAIN Mataram. Mereka ingin mendapatkan informasi lebih jauh tentang perkembangan kampus yang ingin meningkatkan statusnya menjadi UIN.

Namun, acara tersebut tidak dihadiri Rektor IAIN Mataram Dr Nashudin, dan diwakilkan kepada pembantu rektor, sehingga menjadi kritikan sejumlah anggota Komisi VII DPR. 

Pewarta: Awaludin
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014