Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan akan mengganti menteri pertanian jika dalam tiga tahun mendatang tidak bisa mewujudkan swasembada pangan.

"Saya sudah beri target menteri pertanian tiga tahun, tidak boleh lebih. Hati-hati tiga tahun belum swasembada saya ganti menterinya," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi kuliah umum di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.

Menurut Jokowi, terget swasembada pangan itu khususnya mencakup komoditas beras, gula, jagung, dan kedelai. Target itu, minimal secara khusus dikonsentrasikan di 11 provinsi.

Untuk mendukung tercapainya swasembada pangan, ia juga menargetkan pembangunan 30 bendungan untuk memaksimalkan penyediaan irigasi lahan pertanian. Pendanaannya diperkirakan akan menghabiskan Rp24 triliun yang akan diambil dari pengalihan subsidi BBM bersubsidi.

"Jika dengan bendungan itu swesembada terwujud, maka bisa memperkuat sektor ekspor (pertanian)," kata dia.

Impor berlebihan terhadap berbagai komoditas pangan, kata dia, juga perlu dihindari sebab akan membuat petani merugi karena harga jual hasil pertanian akan turun drastis.

"Sehingga petani (di Lumajang) menumpuk gula 6.000 ton, karena tingginya impor," kata dia.

Selain menyaingi harga hasil pertanian petani lokal, ia menilai impor juga justru kerap ditunggangi kepentingan oknum tertentu.

"Semua masih seneng impor, karena banyak yang mengambil rente di sini (impor)," kata dia.

Dalam kunjungannya ke Universitas Gadjah Mada, Jokowi didampingi beberapa menterai di antaranya Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yudi Chrisnandi, Menteri Hukum dan HAM, Yassona Hanamongan Laoly, Menteri Kebudayaan, dan Pendidikan, Dasar, Menengah, Anies Baswedan, serta Menteri Sekretaris Negara, Pratikno.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014