Jakarta (ANTARA News) - Ribuan buruh bergerak ke Balai Kota DKI Jakarta Jakarta, Rabu siang, antara lain meminta revisi upah minimum.

Pada pukul 11.00 WIB, ribuan buruh yang sebagian besar mengendarai sepeda motor berada di Jl. Letjen Suprapto, Jakarta Pusat. Sementara koordinator mereka berada di depan menaiki kendaraan bak terbuka yang dilengkapi pengeras suara. 

"Kami akan menuju Balai Kota," kata seorang buruh.

Selama melakukan perjalanan, mereka memenuhi ruas jalan sehingga kendaraan yang berada di belakangnya tidak bisa lewat. Selain di Jl. Suprapto, ratusan buruh juga terlihat di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat, dengan tujuan yang sama.

Sementara itu, aparat kepolisian terlihat berjaga-jaga terutama di persimpangan jalan seperti di perempatan kawasan Pasar Senen. Puluhan aparat kepolisian dan Satpol PP juga juga terlihat di depan Balai Kota. Demikian juga belasan pedagang yang mencoba meraup keuntungan sudah memarkirkan gerobak dagangannya di depan Balai Kota.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan 50 ribu buruh dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang dan Purwakarta siap membanjiri ibu kota pada Rabu (10/12).

"Ratusan ribu buruh yang tergabung dalam KSPI, KSPSI, KSBSI, SPN, FSPMI dan 41 federasi serikat pekerja lainnya akan melakukan aksi di seluruh Indonesia," kata Said Iqbal melalui siaran pers diterima di Jakarta, Senin.

Said mengatakan buruh di Jakarta akan melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Istana Kepresidenan dan Balai Kota DKI Jakarta.

"Sedangkan puluhan ribu buruh lainnya di 12 propinsi akan melakukan aksi akbar di kantor gubernur masing -masing pada hari yang sama," tuturnya.

Said mengatakan dalam aksi tersebut ada beberapa tuntutan yang akan disuarakan buruh. Pertama, buruh menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di saat harga minyak dunia menurun.

Menurut Said, kenaikan harga BBM telah mengakibatkan daya beli buruh turun hingga 50 persen serta kenaikan upah minimum menjadi sia-sia karena tidak bisa dinikmati buruh.

Sedangkan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono mengimbau buruh yang akan berunjuk rasa tidak memblokir jalan tol yang dapat mengganggu pengguna jalan lain.

"Jadi akses jalan jangan ditutup semua, kita persilahkan 2/3 jalan itu untuk orasi dan 1/3 jalannya untuk pengguna jalan," kata Unggung di Jakarta, Selasa.

Unggung juga telah memerintahkan petugas kepolisian mengedepankan pendekatan persuasif dan tindakan simpatik kepada pengunjuk rasa agar tidak terjadi bentrokan.

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014