Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah dalam dua pekan terakhir masih sejalan dengan kondisi nilai tukar di kawasan regional Asia.

"Secara umum kalau kita lihat di global sampai kemarin kita lihat secara year to date (ytd) Yen depresiasinya 15 persen, Ringgit dan Won 6 persen, dan Indonesia 1,5 persen. Jadi secara umum masih sejalan dengan kondisi regional," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu.

Agus menuturkan, pelemahan rupiah relatif lebih baik bila dibandingkan dengan negara tetangga di mana pelemahan nilai tukarnya tidak terlalu dalam.

"BI nyaman dengan kondisi (level rupiah) saat ini," kata Agus.

Namun, lanjut Agus, pihaknya terus mewaspadai kondisi perekonomian global yang berpotensi dapat membuat rupiah melemah lebih dalam lagi.

"Ada satu tren menguatkan nilai tukar dolar dan tren tingkat bunga meningkat," kata Agus.

Agus menjelaskan, pergerakan rupiah memang terpengaruh ekonomi global yakni membaiknya perekonomian AS. Penguatan dolar berimbas kepada negara-negara di dunia.

Selain itu, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh neraca perdagangan yang dikhawatirkan akan mengalami defisit.

"Jadi kita perlu menyimak hal itu, tapi secara umum transaksi berjalan Indonesia kuartal III (2014) itu membaik dibandingkan kuartal II maupun dibandingkan tahun lalu," ujar Agus.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) 10 Desember 2014, nilai tukar rupiah berada di level Rp12.336 rupiah per dolar AS.

Level rupiah tersebut melemah 214 basis poin dibandingkan level rupiah pada 24 November 2014 lalu yakni Rp12.122 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014