Jakarta (ANTARA News) - Demonstrasi buruh yang dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia kemudian beralih ke Istana Kepresidenan dan Balai Kota DKI Jakarta membuat beberapa jalan protokol di Ibu Kota macet pada Rabu.

Ribuan buruh yang antara lain berasal dari Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi memulai aksi di Bunderan Hotel Indonesia lalu berjalan kaki ke Istana sambil membawa spanduk berisi tuntutan dan berorasi sepanjang jalan.

Aksi para buruh membuat lalu lintas kendaraan di sepanjang Jalan MH Thamrin mengarah ke Jalan Medan Merdeka Barat tersendat. Puluhan bus pariwisata dan sepeda motor yang ditumpangi para buruh juga memadati jalan protokol tersebut.

Para buruh dari berbagai organisasi buruh seperti Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), dan Serikat Pekerja Nasional (SPN) kemudian melanjutkan aksi di Balai Kota DKI Jakarta, membuat lalu lintas Jalan Medan Merdeka Selatan dan sekitarnya macet.

Mereka berdemonstrasi untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang menurut mereka menyebabkan daya beli buruh turun hingga 50 persen serta kenaikan upah minimum menjadi sia-sia karena tidak bisa dinikmati buruh.

Para buruh juga akan mendesak gubernur se-Indonesia untuk merevisi nilai upah minimum menjadi sekitar Rp3 juta per bulan dan mendesak Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri merevisi nilai kebutuhan hidup layak.

Mereka juga menuntut pemerintah mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pensiun tahun ini supaya tahun depan program jaminan pensiun bisa dijalankan.

Selain itu mereka mendesak pemerintah menghapuskan sistem kerja alih daya, terutama di badan usaha milik negara.

"Kita lihat reaksi pemerintah dari aksi hari ini, kalau tidak direspons juga kita siap mogok nasional," kata seorang pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Rusli, di sela unjuk rasa.


Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014