... sudah tak lagi manusiawi...
Jakarta (ANTARA News) - Massa dari berbagai elemen buruh berdatangan ke Istana Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan aspirasinya dalam rangkaian demonstrasi akbar mereka, Rabu.

Di depan Istana Presiden, buruh berorasi dan beberapa aksi teatrikal untuk menuntut kenaikan upah minimum, menolak kenaikan harga BBM bersubsidi dan kenaikan tarif dasar listrik.

Buruh juga menuntut penghapusan sistem kerja alih daya khususnya di BUMN dan kepastian jaminan pensiun.

Aksi buruh di depan Istana Presiden menyebabkan arus lalu-lintas tersendat sehingga polisi melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengalihkan pengguna kendaraan bermotor ke Jalan Juanda dan Jalan Medan Merdeka Timur.

Untuk mengamankan aksi buruh, TNI dan polisi menerjunkan personel gabungan hingga 11.000 orang bersama dengan aparat sipil lain.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengatakan, aksi akbar Rabu ini diikuti KSPI, KSPSI, KSBSI, SPN dan 41 federasi serikat pekerja lainnya dengan melibatkan sedikitnya 50.000 buruh dari Jabodetabek, Karawang dan Purwakarta.

Terkait kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), Said mengatakan hal itu membuat penderitaan buruh dan rakyat kecil kian bertambah. Apalagi, kenaikan upah minimum di berbagai daerah yang persentase dan nomimal kenaikkannya juga sangat kecil.

"Ini sangat kami sayangkan dan kami kecam. Ini sudah tak lagi manusiawi," ujar Iqbal.

Tak hanya di Jakarta, Iqbal mengatakan para buruh di berbagai daerah juga melakukan aksi yang sama dan dilakukan secara serentak di Indonesia. Puluhan ribu buruh lainnya di 12 provinsi akan melakukan aksi akbar di kantor gubernur masing -masing daerah.

"Setidaknya 150 kabupaten/kota basis industri dan jasa serta pergerakkan mahasiswa sudah siap bergerak sebagai sebuah respon dari kebijakan pemerintah baru yang belum dua bulan berkuasa tetapi telah� menyengsarakan rakyat dan kaum buruh," katanya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014