Borobudur, Jateng (ANTARA News) - Pengelolaan kawasan cagar budaya Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, secara gotong-royong antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten, kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan.

"Ini masih konsep, kalau aturannya sudah ada. Aturan memang harus begitu, tapi aturan ini kita bumikan dan lebih operasional dan diterima oleh semua pihak," katanya di Borobudur, Selasa.

Ia mengatakan hal tersebut, usai peluncuran buku "200 Tahun Penemuan Candi Borobudur" dan bedah buku "100 Tahun Pascapemugaran Candi Borobudur", berupa trilogi yang meliputi buku "Menyelamatkan Kembali Candi Borobudur", "Dekonstruksi dan Rekonstruksi Candi Borobudur", serta "Candi Borobudur dalam Multiaspek".

Buku tersebut, diterbitkan oleh Balai Konservasi Borobudur dalam rangkaian peringatan 200 tahun penemuan kembali Candi Borobudur.

Ia menilai pengelolaan Candi Borobudur selama ini masih agak parsial. Hal itu, misalnya zona I dikelola oleh Kemendikbud, zona 2 oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta zona III oleh pemerintah daerah.

"Kita mau bentuk semacam badan pengelola, untuk mengelola kawasan cagar budaya secara keseluruhan, yang itu akan melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kabupaten. Ada badan usaha di sini PT Taman (PT TWCBPRB, red.) dan masyarakat nanti kita libatkan," katanya.

Ia mengaku telah bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Bupati Magelang Zaenal Arifin terkait dengan rencana pengelolaan cagar budaya Candi Borobudur tersebut pada masa mendatang.

Komunikasi pihaknya dengan PT TWCBPRB juga terus dijalin secara intensif selama ini untuk pengembangan pengelolaan Candi Borobudur pada masa mendatang.

"Supaya konservasi di Borobudur terjaga secara baik, tetapi pengembangan dan pemanfaatan lebih baik lagi, karena kalau hanya misalnya parsial saja, itu bisa mengganggu konservasi, tapi ini juga untuk manfaat bagi masyarakat," katanya.

Ia mengemukakan pentingnya meningkatkan pengelolaan Candi Borobudur yang bukan hanya indah dan nikmati untuk dikunjungi wisatawan.

Akan tetapi, katanya, konservasi Candi Borobudur juga harus membawa manfaat lanjutan bagi masyarakat dan banyak orang lainnya.

"Secara substansial sudah mulai, termasuk nanti menata kawasan zona II dan zona III seperti apa, sehingga orang di Borobudur ini betul-betul bagus, infrastruktur lebih bagus, tetapi pelestarian lebih bagus. Ini sudah baik, tetapi kita ingin jauh lebih baik," katanya.

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014