"Kami terus melakukan koordinasi dengan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu maupun KBRI Kuala Lumpur, berikut terus memantau perkembangan atas kematian Sri Panuti,"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus memantau dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) serta Perwakilan RI (KBRI) di Malaysia terkait kematian TKI, Sri Panuti di Kota Perak, Malaysia.

"Kami terus melakukan koordinasi dengan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu maupun KBRI Kuala Lumpur, berikut terus memantau perkembangan atas kematian Sri Panuti," kata Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoeliani Poeloengan di Jakarta, Rabu.

Lisna mengatakan, dari keterangan Wakil Duta Besar RI di Kuala Lumpur, Hermono, yang diterimanya, bahwa petugas penyidik dari kepolisian setempat di Malaysia telah mengambil data post mortem jenazah dan dikirimkan ke Interpol.

"KBRI Kuala Lumpur juga telah melakukan koordinasi dengan BP3TKI Semarang untuk memverifikasi info dengan keluarga dan dengan DVI Polri untuk mengambil data antemortem keluarga guna dicocokkan dengan data post mortem jenazah," ata Lisna.

Lisna menambahkan, BNP2TKI juga siap untuk memfasilitasi pemulangan jenazah Sri Panuti setibanya di Indonesia untuk kemudian diserahkan kepada keluarganya di Batang karena keluarga menginginkN Sri dikuburkan di kampung halamannya.

Menurut Lisna, informasi mengenai kematian Sri Panuti warga RT 8 RW 5 Desa Kedung Rejo, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah diterima pada Selasa pagi (09/12).

"Setelah mendapat informasi mengenai kematian Sri Panuti, kita langsung menugaskan Kepala BP3TKI Semarang AB Rachman supaya segera mengunjungi keluarga TKI tersebut di Kabupaten Batang," katanya.

Kepala BP3TKI Semarang, AB Rachman, bersama Kasi Perlindungan BP3TKI Semarang, Pujiono, pada Selasa malam telah menemui keluarga Sri Panuti di Batang.

Kedua pejabat BP3TKI Semarang itu diterima Siswanto (43 tahun), adik ipar almarhumah, dan Sigit Adi Prayogo (23 tahun), anak sulung Sri.

Kepada AB Rachman dan Pujiono, Siswanto menceritakan bahwa kakak iparnya, Sri Panuti memiliki empat anak, yakni Sigit (23), Aris (21), Elis (17), dan Anggi (15) yang harus dinafkahi.

Sri terpaksa menjadi TKI bekerja di perkebunan sayur di Kota Perak, Malaysia, setelah suaminya meninggal dunia karena sakit pada 1998.

Selama bekerja di Malaysia, Sri tidak pernah bermasalah. Gajinya lancar dan sering mengirim uang ke keluarganya. Bahkan Sri Panuti juga sering pulang ke Batang.

Sri terakhir kali pulang ke Batang pada Hari Raya Idul Fitri 2014 lalu untuk menikahkan anaknya, Sigit Adi Prayogo. Kemudian pada 5 Oktober 2014 dia kembali lagi ke Malaysia.

Sementara pihak keluarga menerima informasi mengenai kematian Sri pada Sabtu (06/12) dari sahabatnya bernama Hendra.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014