Marilah kita menjadi masyarakat yang tanggap dan waspada terhadap segala bentuk bencana akibat dari fenomena alam. Dengan begitu kita bisa meminimalisir kerusakan serta kerugian sekecil mungkin."
Tanjung Selor (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Bulungan memperingatkan para pengguna jasa transportasi laut termasuk nelayan agar waspada dan lebih berhati-hati pasca siklon Hagupit.

"Meskipun pergerakan Siklon Hagupit menjauhi wilayah Indonesia, khususnya Kalimantan Utara, tapi dampaknya masih dapat dirasakan, yaitu tingginya curah hujan disertai angin kencang dan gelombang laut yang tinggi" kata prakirawan BMKG Kabupaten Bulungan Raden Eko Sardjono di Tanjung Selor, Rabu.

Menurut dia, saat ini Siklon Hagupit terpantau telah melewati daratan Filipina, dan bergerak menuju barat laut.

"Diperkirakan dalam dua hari ke depan siklon tersebut akan memasuki daratan Asia, arah barat laut Filipina," katanya.

Meskipun kekuatan Siklon Hagupit melemah, kata dia, namun dengan kecepatan angin 45 knot, dari dua hari sebelumnya saat memasuki Filipina dengan kecepatan angin yang mencapai 60 knot, siklon ini masih berpotensi mempengaruhi pola cuaca, dan menyebabkan gelombang laut tinggi di wilayah Kalimantan Utara.

BMKG meramalkan pada dua hari ke depan tinggi gelombang di laut sekitar Kalimantan Utara mencapai 0,75 meter sampai 1,25 meter.

"Tinggi gelombang tersebut masih dalam batas aman untuk pelayaran, hanya saja, sekali lagi kami imbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati, dan lebih waspada," tandas Raden.

Untuk wilayah Kalimantan Utara pada minggu kedua Desember akan mengalami curah hujan yang tinggi dari biasanya, dan disertai angin kencang.

Warga masyarakat yang berada di wilayah utara Kalimantan harus tanggap terhadap kemungkinan adanya dampak dari fenomena siklon tropis.

"Marilah kita menjadi masyarakat yang tanggap dan waspada terhadap segala bentuk bencana akibat dari fenomena alam. Dengan begitu kita bisa meminimalisir kerusakan serta kerugian sekecil mungkin," ujar Raden. 

Pewarta: Rahadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014