PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Rabu, menyeru Pemerintah Israel agar melakukan penyelidikan yang cepat dan transparan mengenai pembunuhan terhadap seorang menteri Palestina bernama Ziad Abu Ein.

Seorang menteri Palestina meninggal pada Rabu, setelah diserang oleh tentara Israel di suatu pertemuan massa di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan. Hal ini pun memancing kemarahan dan pengutukan di kalangan rakyat Palestina. (Baca di sini tentang bagaimana Abu Ein dibunuh tentara Israel)

Pemimpin PBB itu "sangat sedih" atas pembunuhan terhadap Abu Ein yang terjadi demikian brutal, kata satu pernyataan yang dikeluarkan juru bicara Ban, sebagaimana diberitakan Xinhua.

Ban juga menyeru semua pihak agar menahan diri sekuat tenaga dan menghindari meningkatnya ketegangan, kata pernyataan tersebut.

Sementara itu di Washington, Pemerintah Amerika Serikat menyerukan dilancarkan upaya bersama guna meredakan ketegangan setelah kematian Abu Ein. (Simak pula bagaimana Amnesti Internasional tuduh Israel sebagai penjahat perang)

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jennifer Psaki menyampaikan "keprihatinan yang mendalam" sehubungan dengan kematian Abu Ein, yang meninggal saat tentara Israel membubarkan pertemuan terbuka anti-permukiman Yahudi di Desa Termos Meya, dekat Ramallah di Tepi Barat.

"Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarganya dan Pemerintah Otonomi Palestina," kata Psaki kepada wartawan, dalam taklimat harian.

"Dan pada masa sulit ini, kami terus menyeru kedua pihak agar berusaha menurunkan ketegangan dan mencegah meningkatnya kerusuhan," tambah dia.

Wanita juru bicara tersebut juga mendesak Israel "agar memulai penyelidikan yang cepat, adil, dan transparan" mengenai peristiwa itu.

Ketegangan telah meningkat selama beberapa bulan belakangan di Israel dan Wilayah Palestina dan militer Israel dilaporkan telah menghadapi kerusuhan lain setelah kematian Abu Ein.

(Uu.C003)



Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014