Surabaya (ANTARA News) - Tuan rumah Jawa Timur menggusur dominasi DKI Jakarta dari posisi puncak pengumpul medali emas terbanyak pada Pekan Olahraga Nasional Remaja I tahun 2014, setelah sejak hari pertama selalu kalah dalam perburuan medali.

Data resmi Panitia Besar PON Remaja yang dirilis di Surabaya, Kamis malam, mencatat kontingen Jatim berada di puncak klasemen sementara perolehan medali dengan mengumpulkan 25 medali emas, 18 perak dan 13 perunggu.

Sementara kontingen DKI Jakarta turun ke posisi kedua dengan perolehan 23 medali emas, 18 perak dan 10 perunggu. Kemudian Jawa Barat naik satu tingkat ke posisi ketiga dengan 5 emas, 6 perak dan 6 perunggu.

Pada perlombaan hari ketiga PON Remaja sejak dibuka secara resmi oleh Menpora Imam Nahrawi, Selasa (9/12), tuan rumah berhasil membukukan tambahan 13 medali emas, dari total 37 nomor final di sejumlah cabang olahraga yang dipertandingkan.

Cabang senam yang berlangsung di GOR Nusantara Citraland menyumbangkan lima medali emas, kemudian atletik dan renang masing-masing meraih tiga emas, voli pantai putra (1), dan panahan (1).

Di saat yang bersamaan, DKI Jakarta hanya mampu mendulang tujuh keping emas, yakni dari renang (3), senam (2), voli pantai putri (1), dan atletik (1). Beberapa hari sebelumnya, kontingen ibukota "panen" emas dari cabang renang, yang hingga hari terakhir perlombaan mengumpulkan total 14 medali emas atau 50 persen dari seluruh nomor lomba.

Adapun perolehan medali Jatim masih tersendat di hari-hari awal dan baru mulai mengganggu dominasi DKI sejak Rabu (10/12) hingga Kamis ini.

Sesuai target awal, empat cabang olahraga yang menjadi andalan Jatim yakni atletik, senam, renang dan panahan, benar-benar menjalankan tugasnya untuk mematahkan dominasi DKI Jakarta.

Dari atletik, Jatim sudah mengumpulkan empat emas dari target enam keping, selanjutnya senam menyumbang enam emas (target tujuh), renang tujuh emas (target 5), dan panahan memperoleh lima emas (target empat).

"Sejauh ini, prestasi yang dicapai keempat cabang olahraga unggulan itu sudah sesuai skenario. Kita masih punya peluang menambah medali emas dari atletik dan senam yang masih melombakan beberapa nomor final," kata Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung.

Ketua Harian Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jatim Edi Mintarto mengungkapkan setidaknya ada tiga medali emas yang masih bisa direbut atlet Jatim pada cabang atletik yang berlangsung hingga Sabtu (13/12).

"Target realistis memang enam emas dan kami optimistis itu bisa tercapai. Selain itu, masih ada beberapa nomor yang menurut perhitungan kami masih mungkin berpeluang mendapatkan medali emas," katanya tanpa merinci nomor-nomor tersebut.

Kendati sudah mampu menyalip DKI Jakarta, Erlangga Satriagung mengakui posisi tersebut belum sepenuhnya aman, karena perburuan medali emas masih berlanjut dan masih banyak cabang olahraga yang belum menyelesaikan pertandingan.

"Kami harus tetap waspada. Seluruh tim monev (monitoring dan evaluasi) kita terjunkan lapangan untuk memompa semangat atlet, termasuk membawa bonus mentas (bonus dadakan peraih emas). Selain itu, 25 psikolog juga ikut membantu meningkatkan mental tanding para atlet," tambah Erlangga.

Pada perlombaan hari keempat Jumat (12/12), tuan rumah Jatim masih berpeluang menambah pundi-pundi emas, antara lain di cabang bulu tangkis, pencak silat, judo, atletik, dan anggar.

Di luar persaingan kontingen papan atas Jatim dan DKI, sejumlah provinsi yang tidak terlalu diperhitungkan juga membuat kejutan, semisal Jambi yang menyabet tiga emas dari senam dan Sumatera Barat membukukan tiga emas dari atletik. Kedua provinsi itu langsung menyodok ke peringkat 10 besar.

Ketua Umum KONI Jambi H A.S Budianto yang menyaksikan langsung perjuangan atletnya di GOR Senam Citraland, mengaku sangat bersyukur tim senam bisa meraih tiga medali emas, mengungguli DKI yang hanya dua emas dan Jabar dengan hanya satu emas.

"Kami hanya membawa kekuatan 38 atlet dan ikut 10 cabang olahraga. Senam adalah salah satu tumpuan kami mengejar medali emas, selain pencak silat dan panahan," katanya.

Menurut Budianto, sangat sulit bagi daerah di luar Jawa untuk menumbangkan kekuatan DKI Jakarta, Jatim atau Jabar dalam ajang olahraga nasional seperti PON atau PON Remaja, karena mereka punya sumber daya manusia dan dukungan pendanaan yang lebih baik.

"Meskipun begitu, kami tetap bangga dengan atlet binaan dari daerah sendiri tanpa harus membajak dari daerah lain. Kalau atlet itu bisa meraih medali emas, itu satu bukti bahwa pembinaan di daerah juga berjalan baik," paparnya.

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014