Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia semakin anjlok pada perdagangan di Asia hari ini, sedangkan para analis memperingatkan hanya ada sedikit waktu jeda dari aksi jual setelah terjun lebih dari 40 persen sejak Juni.

Minyak mentah patokan AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Januari terpangkas 66 persen menjadi 59,29 dolar AS pada perdagangan sore ini di Asia.

Kontak untuk minyak ini pada Kamis waktu AS di New York ditutup di bawah level harga psikologis 60 dolar AS per barel yang adalah pertama kali terjadi sejak Juli 2009.  Sedangkan harga minyak mentah Brent turun 29 sen menjadi 63,39 dolar AS per barel.

"Sepertinya untuk saat ini tak ada sokongan untuk harga minyak (agar naik)," kata Michael McCarthy, kepala strategis pasar pada CMC Markets di Sydney, kepada AFP.

"Sentimen bearish (harga cenderung melemah) tidak mungkin berubah sampai akhir tahun ini kecuali kita melihat penurunan tajam dalam level produksi global atau gangguan terhadap suplai," kata dia.

Harga minyak WTI dan Brent turun drastis sejak menembus level tertinggi 2014 pada 106 dolar AS dan 115 dolar AS pada Juni.

Penurunan harga ini menyiratkan melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan ekonomi berkembang, resesi di Jepang dan hampir melambatnya perekonomian zona euro.

Di atas itu semua, OPEC bulan lalu mengatakan akan meningkatan level produksi minyaknya kendati suplai dunia melemah, akibat minyak yang lebih murah yang diekstraksi dari batu serpih Amerika Utara.

McCarthy mengatakan pada level 60 dolar AS, kejatuhan harga tampaknya menghadapi lebih banyak resistensi harga untuk sementara ini.

Para analis mengatakan pasar minyak mentah sungguh mengabaikan data yang menunjukkan kebangkitan nan sehat dari penjualan retail AS pada November yang membangkitkan harapan pada meningkatnya permintaan konsumen di perekonomian terbesar di dunia itu, demikian AFP.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014