... masing-masing danau di Sumatera sangat berpotensi memiliki jenis ikan endemik yang hanya ada di danau itu...
Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Indonesia mengidentifikasi empat spesies baru ikan air tawar genus Rasbora di beberapa wilayah Sumatera.

Keempat spesies ikan yang diidentifikasi oleh Daniel Natanael Lumbantobing, lulusan program doktoral Departemen Ilmu Biologi The George Washington University, terdiri atas Rasbora arundinata, Rasbora haru, Rasbora bindumatoga, dan Rasbora maninjau.

"Keempat jenis baru tersebut masing-masing terdistribusi secara endemik di wilayah berbeda di Sumatera," kata Daniel dalam surat elektronik kepada Antara News, Jumat.

"Terdistribusi secara endemik itu artinya ikan-ikan tersebut hanya bisa ditemukan secara unik alamiah di wilayah distribusinya masing-masing dan keberadaannya tidak ada di wilayah lain di dunia ini," tambah dia.

Ia menjelaskan, spesies ikan Rasbora arundinata endemik di daerah Barat Daya Sumatera, tepatnya di sungai-sungai di Aceh dan Sumatera Utara yang mengalir ke arah Barat dan bermuara di Samudera Hindia seperti Sungai Alas, Sungai Teripa Jaya, dan Sungai Kluet.

Jenis Rasbora haru, ia melanjutkan, endemik di daerah Utara bagian Timur Pulau Sumatera, tepatnya di sungai-sungai di Sumatera Utara yang mengalir ke arah Timur dan bermuara di Selat Malaka seperti Sungai Bohorok.

"Secara etimologi, nama Rasbora haru saya ambil dari nama kerajaan kuno yang pernah ada di daerah sekitar Sungai Bohorok, yaitu Kerajaan Haru atau Aru," katanya.

Ia mengatakan distribusi Rasbora arundinata dan Rasbora haru terpisahkan oleh Pegunungan Bukit Barisan, mengindikasikan bahwa Pegunungan Bukit Barisan merupakan rintangan geografis efektif yang menyebabkan proses spesiasi atau terciptanya spesies-spesies baru.

Jenis ikan baru selanjutnya, Rasbora bindumatoga, endemik di Sumatera Utara bagian Tengah dan Selatan, terutama di Sungai Batang Toru dan Sungai Batang Gadis.

Kata "bindumatoga" pada nama spesies ikan itu berasal dari Bahasa Toba dan Mandailing, mengacu pada corak ornamen berupa struktur persegi panjang yang khas di kedua suku tersebut.

"Struktur seperti ini seolah terlihat di pola pigmentasi lateral di tubuh ikan jenis ini yang unik," kata Daniel, peneliti yang berkolaborasi dengan Division of Fishes, Smithsonian Institution, National Museum of Natural History, Washington, D.C.

Sementara jenis Rasbora maninjau, sesuai namanya hanya ditemukan secara endemik di Danau Maninjau, Sumatera Barat. Orang Minang mengenal ikan ini sebagai ikan badar atau bada, yang sudah mereka konsumsi sejak lama.

Keempat jenis ikan baru itu, kata Daniel, umumnya merupakan jenis ikan yang mengkonsumsi serangga dan invertebrata berukuran kecil lainnya.

Rasbora maninjau hidup di habitat danau sedang Rasbora arundinata, Rasbora haru, dan Rasbora bindumatoga umumnya mendiami habitat riam dan sungai berarus deras hingga sedang di daerah pegunungan atau dataran tinggi.

"Yang juga menarik, masing-masing danau di Sumatera sangat berpotensi memiliki jenis ikan endemik yang hanya ada di danau itu," kata Daniel, postdoctoral research fellow di Florida Museum of Natural History, University of Florida.

Ia mengatakan sampai sekarang ada tiga danau utama di Sumatera memiliki spesies ikan endemik masing-masing yaitu Danau Laut Tawar (Aceh) dengan Rasbora tawarensis (ikan depik), Danau Singkarak dengan Mystacoleucus padangensis (ikan bilis), dan Danau Maninjau dengan Rasbora maninjau (ikan bada).

Daniel juga mengatakan bahwa pada masa mendatang sangat mungkin untuk menemukan spesies-spesies ikan baru dari genus Rasbora di hulu sungai-sungai besar lain di Sumatera, utamanya di bagian Barat dan Utara yang memiliki karakteristik habitat terbatas di daerah dataran tinggi dan pegunungan.

"Hal ini sangat perlu mendapat perhatian dari pemerintah yang sekarang, terutama pihak Kementerian Perikanan dan Kelautan, agar kita bisa mengetahui lebih banyak lagi keanekaragaman jenis ikan air tawar yang kita miliki," katanya.

Selain itu, ia melanjutkan, endemisitas yang tinggi dari jenis-jenis ikan Rasbora juga mengindikasikan pentingnya mempertimbangkan status konservasi khusus bagi wilayah-wilayah di Sumatera yang terbukti memiliki beberapa spesies endemik.

Hasil penelitian Daniel tentang empat jenis ikan air tawar kecil baru yang bertubuh ramping memanjang itu sudah dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 7 Februari 2014.

Pewarta: Maryati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014