Seoul (ANTARA News) - Seorang warga Amerika Serikat, yang memasuki Korea Utara secara tidak sah, mengecam keras kebijakan dalam dan luar negeri negaranya.

Pria bernama Arturo Pierre Martinez itu pun mengatakan berusaha meminta suaka politik di Venezuela, kata media resmi Pyongyang, seperti dikutip Reuters.

Martinez, 29 tahun, dari El Paso, Texas, itu dalam jumpa wartawan, yang direkam video dan disiarkan kantor berita KCNA, mengatakan melakukan perjalanan berbahaya untuk mencapai Korut dan mendapat keterangan sangat berharga serta meresahkan.

Matinez mengungkapkan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pemerintah AS dan usahanya memaksakan pengaruh imperialis dan dominasi terhadap negara-negara lain, kata KCNA dalam artikel yang disiarkan dalam video itu.

Korut kini berada dalam sanksi-sanksi internasional karena program-program nuklir dan rudalnya. Korut terus-terusan mengancam perang dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Ibu Martinez mengemukakan kepada stasiun televisi CNN bahwa putranya mengalami ketidakstabilan mental dan menderita bipolar. Martinez sebelumnya berusaha memasuki Korut dari Korea Selatan dengan berenang menyeberangi satu sungai.

Ia ditangkap dan dikirim pulang ke AS di mana ia dirawat di sebuah rumah sakit di California, katanya yang dikutip CNN.

"Ia sangat cerdik dan memperoleh izin untuk keluar dan bukannya pulang ke rumah kami malahan ia membeli satu tiket dan bertolak ke Tiongkok," kata stasiun televisi itu yang mengutip pernyataan Patricia Eygenia Martinez.

Pada September, media Korsel melaporkan bahwa seorang pria yang berusia sekitar 20 tahunan ditahan oleh marinir Korsel karena berenang di satu sungai yang mengalir ke arah Korut. Pria itu berubah pergi ke Korut untuk menemui pemimpin negara itu, kata media lokal.

Martinez mengatakan dalam satu artikel kantor berita Korut KCNA, ia telah tinggal dalam satu hotel yang bagus dan diperlakukan dengan baik oleh pemerintah Korut dan ia akan berusaha meminta suaka politik di Venezuela.

Martinez mengatakan ia memilih pergi ke Korut untuk berunding tentang kebijakan AS karena negara itu berhasil mengalahkan pengaruh AS dengan mempertahankan satu "militer yang sangat kuat".

Tidak jelas bagaimana cara Martinez memasuki Korut. CNN mengutip pernyataan Korut yang mengatakan Martinez memasuki negara itu dua hari setelah kepala intelijen AS James Clapper tiba di Pyongyang untuk merundingkan pembebasan warga AS Matthew Miller dan Kenneth Bae yang ditahan.

Miller dan Bae menjalanani hukuman kerja keras tetapi dibebasan pada November ketika Clapper mengunjungi Korut. Tahanan ketiga warga AS, Jeffrey Fowl dibebaskan Oktober.

"Saya sangat berterima kasih atas pengampunan dari hukuman yang diberikan karena para pelanggar hukum ini, dan penerimaan yang sangat baik yang saya terima," kata CNN mengutip pernyataan Martinez dalam satu pernyataan dalam konferensi pers, seperti dilaporkan Reuters.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengecam tindakan Senat AS yang menyetujui satu rancangan undang-undang yang akan memberlakukan sanksi-sanksi terhadap para pejabat pemerintah yang terbukti melanggar hak-hak para pemrotes dalam unjuk rasa tahun ini.

Pengeritik Maduro mengatakan ia menuduh AS mengganggu Venezuela yang dilanda krisis ekonomi.

(Uu.H-RN)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014