Sydney (ANTARA News) - Drama penyanderaan di Sydney, Australia, berakhir dengan tragedi pada Selasa dini hari, tiga orang termasuk penyandera tunggal dalam peristiwa itu tewas saat polisi menyerbu kafe tempat penyanderaan berlangsung.

Kilatan cahaya dan suara tembakan bergema dari bangunan kafe hanya beberapa saat setelah enam sandera menyelamatkan diri dari penyandera, Sheikh Man Haron Monis, beberapa detik setelah pukul 02.00 waktu setempat.

Polisi mengkonfirmasi dua sandera yang merupakan bagian dari 20 orang yang disandera sejak Senin pukul 09.45 waktu setempat tewas dan empat orang lagi cedera, satu di antara mereka adalah personel polisi.

Kantor berita Xinhua mengutip pernyataan polisi yang menyebutkan bahwa tembakan dilepaskan selama bentrokan dan mengakibatkan seorang pria berusia 50 tahun, seorang pria lagi yang berumur 34 tahun, dan seorang perempuan 38 tahun meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit.

Empat orang kini dirawat di rumah sakit termasuk seorang perempuan berumur 40-an tahun yang menderita luka tembak serius tapi berada dalam keadaan stabil, seorang polisi yang terserempet peluru di pipi dan seorang perempuan yang mengalami gangguan punggung.

Tak lama setelah pukul 02.15 waktu setempat, polisi dengan paksa memasuki bangunan tempat kafe berada dengan menggunakan granat cahaya dan melepaskan tembakan.

Baku-tembak meletus dengan tiga suara ledakan, dan tembakan pertama memungkinkan empat orang meninggalkan bangunan tersebut.

Pria bersenjata itu, Haron, dikenal oleh polisi sebagai orang yang mengangkat dirinya sebagai tokoh Negara Islam atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Haron menghadapi hukuman dengan jaminan dalam kasus pembunuhan. Tahun ini Haron juga menghadapi tuntutan karena menyerang seorang perempuan pada 2002. Pada Oktober ia bahkan menghadapi 40 dakwaan.

Pria asal Iran yang kini tinggal di bagian barat daya Sydney itu sebelumnya telah mengirim surat yang bernada keras kepada keluarga tentara Australia yang tewas, dan menyebut mereka pembunuh.

Dengan bersenjatakan senapan dan membawa bendera yang berkaitan dengan kelompok fanatik, Haron menyerbu kafetaria itu pada Senin pagi.

Para sandera digunakan sebagai tameng manusia, dipaksa untuk berdiri di jendela dan memegang bendera yang berwarna hitam dan putih. (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014