Bursa saham Indonesia hanya mengikuti tren global, jadi penurunan IHSG tidak perlu membuat panik investor."
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menilai bahwa pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir ini bukan disebabkan oleh faktor domestik.

"Bursa saham Indonesia hanya mengikuti tren global, jadi penurunan IHSG tidak perlu membuat panik investor," ujar Ito Warsito di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, pelemahan indeks BEI juga masih lebih baik dibandingkan bursa saham global seperti Filipina, Malaysia, Jepang, Singapura, dan Jerman yang tertekan lebih dari 2 persen

"Kita hanya melemah 1,62 persen. Jadi kita tidak perlu khawatir yang berlebihan," ucapnya.

Tercatat dalam data BEI, IHSG pada Selasa (16/12) ditutup melemah sebesar 82,40 poin atau 1,62 persen ke posisi 5.026,02. Sementara bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 357,35 poin (1,55 persen) ke 22.670,50, indeks Nikkei turun 344,08 poin (2,01 persen) ke 16.755,32, dan Straits Times melemah 79,05 poin (2,40 persen) ke posisi 3.215,09.

Ito Warsito juga mengatakan bahwa pasar modal Indonesia saat ini masih memiliki kinerja yang positif meski dibayangi sentimen negatif dari eksternal maupun domestik menyusul melemahnya nilai kurs rupiah terhadap dolar AS.

"IHSG BEI masih tumbuh double digit di tahun ini, saya melihatnya masih dalam kondisi normal," katanya.

Kendati demikian, Ito Warsito mengatakan bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga perlu menjadi perhatian agar fluktuasinya tetap stabil dan tidak membuat investor di pasar obligasi khawatir.

"Yang sekarang sedikit punya sentimen negatif itu investor obligasi. BI rate naik, sehingga yield ikut naik dan membuat harga menjadi turun," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014