Kalau memang ada niat seperti itu, justru lebih bagus dan merupakan jalan terbaik...
Ambon (ANTARA News) - Berkembangnya wacana Musyawarah Nasional (Munas) rekonsiliasi Partai Golkar berpeluang sebagai wadah mempersatukan kembali para kader Golkar dari tingkat pusat sampai ke daerah.

"Kalau memang ada niat seperti itu, justru lebih bagus dan merupakan jalan terbaik agar persatuan dan kesatuan bisa terwujud kembali dan ada saling pengertian antara para kader," kata Wakil Ketua DPD Partai Golkar Maluku, Efendy Latuconsina, di Ambon, Rabu.

Sebaliknya, kalau masing-masing pihak tetap mempertahankan klaim Munas masing-masing sebagai yang sah, akhirnya bisa membuat hancur partai.

"Kalau kita merasa Munas versi di Bali itu sudah sah, sementara yang versi Ancol juga menyatakan demikian...rekonsiliasi tentunya lebih bagus dan bijaksana," kata Efendi yang juga Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku ini.

Munculnya Munas versi Bali yang memilih Abu Rizal Bakri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Munas versi Ancol yang menetapkan Agung Laksono sebagai ketua umum juga berdampak pada DPD Partai Golkar Maluku.

Ketua DPD PG Maluku Zeth Sahubrua bersama Wakil Ketua DPRD Maluku Richard Rahakbuw (F-Golkar) dan Efendy Latuconsina hadir dalam Munas Bali.

Sementara ada wakil ketua DPD lainnya bersama sejumlah kader yang merupakan mantan anggota DPRD Maluku dan DPRD Kota Ambon mengikuti munas versi Ancol.

"Memang ada yang ikut munas Ancol, seperti Arnolis Laipeny, Paulus Mantulameten, Yance Wenno, dan beberapa rekannya tetapi tadi malam mereka juga sama-sama menghadiri perayan HUT Golkar bersama kami," katanya.

Wacana Munas rekonsiliasi disampaikan politikus Golkar Hajriyanto Y Thohari yang menilai bahwa rekonsiliasi lebih baik digelar untuk mencegah pecahnya Golkar karena dikhawatirkan konflik Golkar akan merambat hingga ke dalam Fraksi Golkar di parlemen. Bila ini terjadi, kerja anggota dewan Fraksi Golkar di DPR juga akan terganggu.

(D008)



Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014