Lusaka (ANTARA News) - Penjabat Presiden Zambia Guy Scott pada Rabu (17/12) menolak seruan dari mayoritas anggota kabinet agar dia mundur sebelum pemilihan presiden pada Januari.

Penolakan Scott disampaikan seelah 14 dari 20 menteri kabinet mendukung pemungutan suara bagi mosi tak percaya terhadap Scott dan meminta dia agar mundur dengan alasan moral.

"Setelah meninggalnya Presiden tercinta kita Yang Mulia Michael Chilufya Sata, peralihan berikutnya telah dipimpin oleh Dr. Guy Scott, dengan cara yang berbahaya tanpa mempedulikan perdamaian, keamanan, persatuan dan kestabilan yang membuat negeri ini dikenal," kata Harry Kalaba, Menteri Urusan Luar Negeri, dalam satu taklimat yang juga dihadiri oleh menteri lain, Rabu.

Sebagai tanggapan, Scott --ahli ekonomi lulusan Cambridge yang memangku jabatan sebagai Penjabat Presiden setelah meninggalnya Michael Sata pada 28 Oktober-- menolak seruan tersebut, demikian laporan Xinhua.

Ia mengatakan tak ada ketentuan di dalam Undang-Undang Dasar Zambia bagi tuntutan semacam itu.

Peristiwa paling akhir tersebut adalah akibat dari pergolakan kekuasaan di dalam tubuh Partai Patriotik, yang berkuasa, mengenai pemimpin.

Pergolakan itu terjadi antara kelompok yang setia kepada Scott, yang telah didiskualifikasi dari pencalonan presiden karena orang tuanya dilahirkan di luar negeri, dan pendukung Menteri Pertahanan dan Kehakiman Edgar Lungu.

Awal Desember, Mahkamah Tinggi Zambia memutuskan Lungu sebagai calon dari Partai Patriotik untuk pemilihan presiden 20 Januari. Namun faksi yang mendukung Scott memilih ahli ekonomi Miles Sampa sebagai pemimpinya dan membawa masalah tersebut ke Mahkamah Agung. Dengar pendapat mengenai Sampa dijadwalkan digelar pada Kamis.

Dalam satu taklimat, menteri urusan luar negeri itu mengatakan pemimpin sementara telah melakukan sejumlah tindakan yang membahayakan perdamaian, persatuan dan keamanan negeri tersebut. Ia menambahkan Scott telah terus-menerus menerima saran dari tokoh swasta terkenal dan pada saat yang sama mengabaikan lembaga pemerintah.

"Sebagai menteri kabinet, kami telah memutuskan untuk mendesak Mosi Tak Percaya yang jelas mengenai kepemimpinannya dan kemampuannya untuk melaksanakan sisa masa peralihan," katanya.

"Kepercayaan dan keyakinan jelas yang kami berikan kepada Dr. Scott benar-benar telah disalahgunakan dan ia telah berulangkali menyalahgunakan keyakinan dan kepercayaan kami," katanya menambahkan.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014