Tidak ada yang signifikan baru. Musrenbangnas ini hanya penajaman saja. Semua arah dari daerah sudah sesuai dengan prioritas nasional,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian PPN/Bappenas mencatat mayoritas permintaan pemerintah daerah pada Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional 2014 telah sejalan dengan target dan prioritas pemerintah pusat, sehingga proses penyusunan RPJMN hanya tinggal penajaman dan pembahasan akhir di Sidang Kabinet.

"Tidak ada yang signifikan baru. Musrenbangnas ini hanya penajaman saja. Semua arah dari daerah sudah sesuai dengan prioritas nasional," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof A. Chaniago seusai Musrenbangnas 2014 di Jakarta, Kamis.

Andrinof menjelaskan sasaran target dan prioritas pembangunan nasional dibagi berdasarkan sektor, kewilayahan dan dampak sosial atau ekonomi bagi masyarakat.

Berdasarkan sektor, ujar dia, pemerintah menetapkan target dan prioritas adalah pertama peningkatan produksi pangan yang mengarah pada swasembada pangan.

"Setiap tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah 2-3 juta jiwa. Tapi lahannya pertaniannya malah menyusut. Alih fungsi lahan kerap terjadi. Akhirnya kita impor terus. Ini harus dihentikan," kata dia.

Prioritas berdasarkan sektoral yang kedua adalah pengembangan sektor maritim. Menurut dia, ironis bahwa Indonesia memiliki garis pantai yang cukup panjang, namun potensi dan manfaat dari sektor maritim tidak tergali maksimal selama ini.

"Yang menyedihkan kita impor ikan segar sekarang," kata dia.

Sektor ketiga adalah pengembangan sektor energi terutama listrik.

"Konsumsi listrik di Indonesia merupakan salah satu yang terendah, padahal permintaan untuk rumah tangga dan industri sangat banyak. Kita harus bikin banyak pembangkit listrik terutama di daerah," katanya.

Selain ketiga sektor itu, pemerintah juga menetapkan dua sektor lainnya yang akan masuk prioritas selanjutnya industri bernilai tambah, dan sektor parawisata.

Sedangkan berdasarkan kewilayahan, Andrinof mengatakan sasaran garis besarnya adalah pemerataan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi sentralisasi ekonomi di Jawa.

Andrinof menyoroti tingkat ketimpangan pendapatan nasional sebesar 0,43 persen.

Selama ini, kata dia, kontribusi ekonomi dari wilayah terhadap Produk Domestik Bruto masih sangat timpang, yakni masih didominasi dari Jawa sebesar 55 persen, dan Sumatera 22 persen.

"Permintaan daerah untuk mengembangkan industri di daerahnya sudah sejalan," ujarnya.

Andrinof mengatakan sasaran prioritas dan target pembangunan berdasarkan dampak ekonomi dan sosial adalah pengurangan tingkat kemiskinan dan juga tingkat pengangguran.

Dalam rancangan RPJMN 2015-2019, pemerintah menargetkan pengurangan kemiskinan dari 11,2 persen menjadi 5 persen. Kemudian, tingkat pengangguran yang sebesar 5,7 persen diharapkan dapat berkurang 4 persen pada 2019.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014