Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi bergerak menguat sebesar 94 poin menjadi Rp12.468 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.562/dolar AS.

Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa laju nilai tukar rupiah kembali mengalami apresiasi dimana masih adanya intervensi dari Bank Indonesia (BI) sehingga ruang penguatan masih cukup terbuka bagi mata uang domestik.

"Pernyataan BI yang dinilai cukup positif di mana memberikan sinyal kepastian level yang akan dijaga, yaitu di level Rp11.900-Rp12.300/dolar AS," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memberikan sinyal belum akan menaikan suku bunga AS (Fed rate) memberikan angin segar bagi mata uang rupiah untuk dapat bertahan di area positif.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa sentimen mata uang emerging market, termasuk rupiah kembali berbalik positif, salah satu faktor utama dari penguatan kurs emerging market itu yakni aksi sebagian investor yang mulai mengabaikan sentimen Fed rate.

"Situasi itu, membuka potensi bagi investor untuk kembali masuk ke dalam negeri setelah sempat melepas portofolionya di emerging market akibat cukup kuatnya ekspektasi the Fed akan menaikan suku bunganya," katanya.

Di sisi lain, lanjut Rully Nova, sentimen dari dalam negeri juga cukup positif seiring dengan munculnya harapan terhadap pembangunan infrastruktur.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014