Seluruh pembiayaannya berasal dari dana APBN,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meresmikan 20 pelabuhan dan 10 bandara untuk lebih membuka konektivitas antarpulau yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Jonan dalam sambutannya di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat, mengatakan pelabuhan tersebar di lima pelabuhan wilayah Barat, delapan pelabuhan di wilayah Tengah dan tujuh pelabuhan di wilayah Timur.

"Seluruh pembiayaannya berasal dari dana APBN," katanya.

Ke-20 pelabuhan tersebut, di antaranya, Pelabuhan Kalatoa, Benteng, Selayar, Sulawesi Selatan; Pelabuhan Malenge, Ampana Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah; Pelabuhan Paniti, Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara; Pelabuhan Sagea, Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara; Pelabuhan Matangisi, Ampana Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Kemudian Pelabuhan Jinato, Benteng, Selayar, Sulawesi Selatan; Pelabuhan Tinombo, Parigi, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah; Pelabuhan Popoli, Ampana Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah; Pelabuhan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah; dan Pelabuhan Pokai, Muara Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Selain itu, Pelabuhan Branta, Pamekasan, Jawa Timur; Pelabuhan Melano, Ketapang, Kalimantan Barat; Pelabuhan Satai, Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat; Pelabuhan Buhias, Ondong Siau, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara; Pelabuhan Tangkiang, Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah; Pelabuhan Moti, Ternate, Maluku Utara; Pelabuhan Weda, Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara; Pelabuhan Jojame, Labuha, Halmahera Selatan, Maluku Utara; Pelabuhan Dawai, Serui, Yapen, Papua dan Pelabuhan Mansinam, Manokwari, Papua Barat.

Pembangunan pelabuhan tersebut menelan biaya Rp1 triliun yang dimulai sejak 2005.

Sementara itu, lanjut dia, 10 bandara yang diresmikan terdiri dari pengoperasian dua terminal baru dan pengoperasian delapan bandar udara baru.

"Dua terminal baru yang diresmikan pengoperasiannya adalah terminal baru Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar dan Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri, Palu," katanya.

Dia menyebutkan terminal baru Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar dibiayai PT. Angkasa Pura I sebesar Rp2,8 triliun dan terminal baru Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri, Palu yang dibiayai APBN sebesar 180 miliar.

"Kedua terminal baru tersebut telah beroperasi sejak April dan September 2014," katanya.

Jonan mengatakan delapan bandar udara yang diresmikan pengoperasiannya merupakan bandar udara baru yang dibangun untuk membuka akses masyarakat di daerah-daerah dan kawasan terpencil.

Delapan bandara, lanjut dia, tersebut melayani penerbangan perintis dengan kapasitas mampu didarati oleh pesawat jenis ATR 72 600 dan C-22/Grand Caravan.

"Sumber pembiayaanya seluruhnya berasal dari dana APBN," katanya.

Delapan Bandar Udara baru yang diresmikan tersebut, yakni Bandara Enggano, Pulau Enggano, Bengkulu; Bandara Bone, Bone, Sulawesi Selatan; Bandara Tanjung Api, Tojo Una Una, Sulawesi Tengah; Bandara Karel Sadsuitubun, Maluku Tenggara, Maluku; Bandara Jos Orno Imsula, Maluku Barat Daya, Maluku; Bandar Udara Waghete, Paniai, Papua; Bandara Stevanus Rumbewas, Serui, Papua; Bandar Udara Matahora, Wakatobi, Sulawesi Tengah. 

"Selanjutnya, pemerintah berkomitmen untuk terus membangun dan mengembangkan infrastruktur transportasi baik darat, laut, udara maupun kereta api di seluruh wilayah Indonesia agar akses masyarakat semakin terbuka, pulau-pulau dapat terkoneksi dengan baik dan perekonomian masyarakat semakin tumbuh dengan baik pula," katanya.

Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014