Miami (ANTARA News) - Ketika Amerika Serikat gagal menggulingkan Fidel Castro dalam invasi di Teluk Babi tahun 1961, para petempur Kuba yang didukung CIA itu mengatakan mereka sangat kecewa.

Sekarang, para veteran anti-Castro itu mengatakan mereka kembali kecewa karena Presiden Amerika Serikat  Barack Obama ingin  memulihkan hubungan-hubungan diplomatik dan ekonomi dengan musuhnya selama 50 tahun era Perang Dingin.

"Ketika Teluk Babi ditinggalkan,kami sakit hati. Dan kini kami merasa ditinggalkan lagi, dikhianati oleh presiden itu," kata Felix Rodriguez, ketua Asosiasi Veteran Teluk Babi, mengacu pada keputusan Obama untuk memulihkan hubungan dengan Kuba.

Sebagai bagian dari rencana CIA -- dan gagal-- invasi Teluk Babi, satu pasukan dipengasingan dilatih oleh AS di pangkalan-pangkalan rahasia di Nikaragua dan Guatemala kemudian dikirim ke Playa Larga dan Playa Giron, 250km dari Havana , April 161, untuk misi menggulingkan  Castro.

Invasi itu adalah satu bencana bagi AS-- setelah 72 jam pertempuran berdarah, 100 tentara anti-Castro tewas dan 1.000 lainnya ditahan.

Pasukan itu dikenal sebagai "Brigade 2506," juga nama panggilan kelompok veteran yang berpusat di Miami dipimpin oleh Rodriguez Mendigutia di permukiman Havana Little Miamis, tempat tinggal paling banyak penduduk perantau Kuba.

Rodriguez Mendigutia mengatakan kekalahan mereka dalam tahun 1961 adalah satu pukulan berat, dan AS kembali membuat keputusan yang salah Rabu dengan memulihkan hubungan dengan Kuba.

"Kami sangat kecewa," kata Rodriguez Mendigutia, yang kini berusia 73 tahun yang merupakan salah seorang termuda dari 800 veteran Brigade 2506.

Ia mengecam Washington karena "berkawan dengan satu negara yang Departemen Luar Negeri AS anggap sebagai satu ancaman teroris."

"Itu benar-benar sesuatu yang berdampak pada kita semua," katanya.

Veteran Esteban Bovo, 76 tahun, mengatakan ia kecewa, tetapi tidak terkejut atas tindakan AS itu.

"Orang-orang Amerika gemar mengkhianati kawan-kawan dan kemudian membiarkan mereka jatuh...Kami semua telah menghadapinya, kami digunakannya sampai sekarang," kata Bovo, seorang pilot yang ikut dalam tiga missi Brigade 2506.

Reaksi-reaksi marah meletus di Miami setelah Obama mengumumkan "satu lembaran baru" dalam hubungan-hubungan AS-Kuba, dengan belasan orang berkumpul di Little Havana untuk memprotes pendekatan itu.

Para veteran itu mendukung protes-protes itu, mengenang kembali pertumpahan darah dalam invasi Teluk Babi tahun 1961.

"Kami semua memiliki kawan-kawan yang gugur, para anggota yang tewas, dipenjarakan, disiksa. Sekarang kami merasa kecewa," kata Eugenio Roland Martinez, 93 tahun yang memliki nama panggilan "Musculito."

Ia mengatakan ia "terkejut " mendengar pengumuman itu.

"Dunia telah berubah seluruhnya," kata Martinez, yang dipuji oleh rekan-rekannya sebagai salah seorang dari para petempur yang paling anti-Castro pada zamannya.

Para veteran anti-Kuba, kendatipun kecewa dengan keputusan Obama itu, mereka mengharapkan Kongres AS-- yang akan dikuasai partai Republik Januari mendatang -- akan mendesak janji Obama untuk mencabut embargo dan membuka kedutaan besar di Havana.

Kedubes AS di Havana ditutup tahun 1961, kendatipun sebagian besar seksi yang mengurus kepentingan AS masih beroperasi.

Sementara itu, Rodrigeuz Mendigutia menharapkan dapat melihat satu musium veteran yang telah direncan akan dibuka di Taman Hialeaj di Miami, sebagai satu jalan penting untuk memelihara warisan veteran Teluk Babi.

(Uu.H-RN)

(Uu.SYS/C/H-RN/C/H-AK) 19-12-2014 17:27:08

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014