Regulasi sudah tidak ada masalah. Kita sudah mengkaji semua, tidak akan ada melanggar hukum apapun,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan salah satu opsi kebijakan subsidi, yakni subsidi dengan besaran tetap dikaji dan dipastikan tidak melanggar ketentuan dan regulasi apapun.

"Regulasi sudah tidak ada masalah. Kita sudah mengkaji semua, tidak akan ada melanggar hukum apapun," kata Sofyan di Jakarta, Jumat.

Skema subsidi tetap, menurut Sofyan, merupakan satu dari tiga opsi kebijakan subsidi yang akan diterapkan pemerintah pada 2015. Namun, menurut Sofyan, jajaran Kementerian belum menentukan sikap resmi mengenai opsi kebijakan subsidi yang akan diambil karena opsi tersebut belum dilaporkan ke Presiden Joko Widodo.

"Belum (dipilih), itu kan baru opsi. Kita belum melaporkan ke Presiden, jadi nggak boleh sebelum ketemu Presiden dong," kata dia.

Pemerintah, kata dia, masih mengkaji opsi kebijakan itu dan akan diumumkan pada akhir 2014. Pemerintah mengkaji penentuan opsi itu dengan sejumlah indikator.

Beberapa indikator itu adalah perkiraan harga minyak internasional pada 2015. Harga minyak internasional pada akhir 2014 terus menurun tajam, mencapai 70 dollar AS per barrel dari sebelumnya 100 dollar AS per barrel. Pada 2015, harga minyak internasional diperkirakan masih akan fluktuatif.

Indikator selanjutnya adalah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pemerintah memastikan akan mengubah asumsi nilai tukar di RAPBN 2015 setelah sebelumnya dipatok Rp11.900.

"Indikator lainnya, kita juga mempertimbangkan harga BBM itu dari subsidinya sendiri, itu pertama. Apakah kita masih perlu subsidi yang konsumtif itu," kata dia.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro pada Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional, Kamis (18/12) kemarin mengatakan pemerintah akan menerapakan kebijakan subsidi tetap.

"Itu (subsidi tetap) di Januari 2015 karena sudah mulai tahun anggaran baru," kata Bambang.

Sebelumnya, Bank Indonesia dan sejumlah ekonom juga merekomendasikan penerapan subsidi tetap agar fluktuasi harga minyak dunia dan kurs rupiah tidak menganggu postur belanja subsidi BBM di APBN.

Jika menggunakan subsidi tetap, postur belanja subsidi pada APBN akan lebih mudah dikendalikan karena besaran subsidi dikunci di tingkat tertentu. Konsekuensinya, harga BBM di tingkat eceran akan lebih sering berubah karena mengikuti harga BBM di pasar internasional dan pergerakan rupiah.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014