Gaza (ANTARA News) - Pasukan Angkatan Laut Israel Minggu melepaskan tembakan ke beberapa nelayan Palestina dari Khan Younes dan lepas pantai Kota Gaza, Jalur Gaza, kata koresponden WAFA.

Laporan-laporan menunjukkan bahwa kapal perang Israel menargetkan nelayan di perahu kayu rentan mereka dengan menembakkan peluru tajam untuk memaksa para nelayan tak bersenjata itu meninggalkan laut, meskipun mereka sedang menjaring dalam hukum enam mil laut (NM) yang disepakati Israel dalam perjanjian gencatan senjata terbaru.

Serangan-serangan terhadap nelayan di Gaza tidak hanya membahayakan kehidupan mereka, tetapi juga kehidupan keluarga mereka dan ekonomi di jalur-perang yang kelelahan.

Menangkap ikan dianggap industri utama di Gaza, yang terus dirusak oleh Israel, menyebabkan seluruh masyarakat menderita kondisi ekonomi yang memburuk.

OXFAM dalam laporan mengenai industri perikanan dan nelayan mengatakan, "Dengan sebagian besar ikan setidaknya sembilan mil di laut, mereka telah berjuang untuk mencari nafkah dan sekarang 90 persen dari mereka membutuhkan bantuan internasional."

Seorang nelayan Palestina, Mohammad, 59 tahun, dikutip dalam laporan 2013 OCHA berbicara tentang kesulitan menjadi seorang nelayan di Gaza.

Ia mengatakan, "Baru-baru ini, saya harus menerima proposal pernikahan untuk putri saya usia 17 tahun, karena saya tak dapat memberikan dia makanan yang tepat dan perumahan, apalagi mengirimnya ke perguruan tinggi. Saya berharap dia akan memiliki kehidupan yang lebih baik dengan suaminya."

Wilayah laut yang diakses nelayan di Gaza mengalami penurunan besar sejak tahun 1994. Laporan itu mengatakan bahwa pada tahun 1994, nelayan Palestina memiliki akses ke 20 mil lepas pantai Gaza.

Namun pada tahun 2002 mereka diizinkan akses sampai 12 mil, dan kemudian dikurangi di tahun 2006 menjadi enam mil. Namun, pada akhir serangan militer Israel "Cast Lead" pada Januari 2009, wilayah yang dapat diakses adalah makin berkurang hanya tiga mil laut. Setelah perjanjian gencatan senjata terbaru diperluas lagi sampai enam mil.

Menurut OCHA Daerah Akses yang Dibatasi (ARA) dalam laporan Jalur Gaza tahun 2013, "Sejak Juni 2007, lima nelayan Palestina tewas dan 25 luka-luka ketika pasukan angkatan laut Israel menembaki untuk menegakkan larangan akses itu."

Dalam isu terkait, pesawat tempur Israel terus terbang di ketinggian rendah terutama di atas kota Gaza, setelah beberapa serangan udara yang menargetkan beberapa daerah tanpa laporan kerugian manusia.

Ketegangan berlanjut di Jalur dengan tentara Israel menembaki para petani Palestina yang berusaha mengakses lahan pertanian mereka di perbatasan.

Mereka dihadapi oleh penjaga perbatasan Israel, yang memaksa mereka untuk meninggalkan tanah mereka sekaligus.

ANERA mengatakan dalam satu laporan pada 2013 bahwa "Pertanian di Gaza juga telah terpukul keras oleh blokade ekspor dan impor.

"Sebanyak 46 persen lahan pertanian di Gaza tidak bisa diakses atau tidak dapat digunakan karena kerusakan tanah selama 'Operasi Cast Lead' dan oleh 'zona penyangga keamanan' sepanjang perbatasan Gaza utara dan timur dengan Israel."

Dilaporkan bahwa zona penyangga saja merupakan 29 persen dari tanah subur Gaza; prosentase yang tinggi bila dibandingkan dengan besarnya jumlah pengungsi Palestina yang tinggal di Gaza, yang diperkirakan sekitar 1.760.037 pada tahun 2014 oleh Biro Pusat Statistik Palestina. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014