Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan dua saham emiten baru di papan perdagangan saham pasar modal domestik yakni PT Bank Agris Tbk (AGRS) dan PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN).

"PT Intan Baruprana Finance Tbk emiten ke- 22, sementara PT Bank Agris Tbk emiten ke-23 yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 2014. Kedua emiten itu masuk dalam papan pengembangan BEI. Tentunya diharapkan menambah pilihan bagi para investor," ujar Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan bahwa hal-hal yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan tercatat di antaranya menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) mencakup aspek transparansi, akuntabel, independensi, bertanggung jawab, dan kejujuran.

"Selain itu, perusahaan tercatat juga melakukan keterbukaan informasi baik kepada Bursa maupun kepada publik," katanya.

PT Bank Agris Tbk, perusahaan perbankan yang fokus pada sektor perikanan dan pertanian tersebut dibuka naik 50 persen dari harga perdana Rp110 menjadi Rp185 per lembar saham.

Direktur Utama Bank Agris Tbk Sia Leng Ho mengharapkan dengan AGRS sebagai perusahaan yang tercatat di Bursa akan memberikan manfaat bukan hanya dalam hal fleksibilitas, tetapi juga penerapan tata kelola yang lebih baik.

"Salah satu kunci utama pengembangan lembaga keuangan tahun depan adalah penerapan good corporate governance. Kami berharap mampu terus menopang pengembangan sektor perikanan dan pertanian, sesuai dengan visi dan misi," katanya.

Ia mengemukakan bahwa dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) akan dgunakan untuk pengembangan kredit sebesar 70 persen, sisanya untuk pengembangan jaringan kantor. Perseroan mencatatkan saham sebanyak 4,19 miliar.

Sementara, Direktur Utama Intan Baruprana Finance Tbk Jap Hartono mengatakan jumlah saham yang dilepas terdiri atas 398,54 juta saham baru dan saham divestasi sebanyak 269,45 juta saham.

Total dana yang didapat dari IPO mencapai Rp192,38 miliar. Dana hasil IPO sebanyak 25 persen akan digunakan untuk membayar utang, dan sisanya sebesar 75 persen untuk modal kerja.

Ia mengemukakan, modal kerja itu akan digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memicu pertumbuhan penyaluran dana kepada sektor industri yang prospektif, termasuk transportasi, maritim, infrastruktur, minyak dan gas (migas), dan kesehatan.

Pada awal perdagangan, saham dengan kode IBFN tersebut dibuka melemah 2 poin ke level Rp286 per lembar saham dibanding harga perdana Rp288 per lembar saham.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014