Kalau dari persentase kontribusi wilayah itu, kita perlu fokuskan di tiga wilayah itu,"
Jakarta (ANTARA News) - Kontribusi empat wilayah di luar Jawa untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional akan diperkuat dalam lima tahun mendatang, antara lain dengan pembangunan 13 kawasan industri baru, dan pengembangan kawasan ekonomi khusus termasuk parawisata.

Hal itu dapat menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Andrinof A. Chaniago di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan Pemerintah menargetkan kontribusi luar Jawa dapat naik setidaknya mencapai 45 persen. Kontribusi luar Jawa itu mencakup pertumbuhan ekonomi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, dan Bali-Nusa Tenggara, yang pada 2013 baru menyumbang 42 persen terhadap PDB.

Meskipun peningkatan kontribusinya tidak terlalu signifikan, Andrinof mengatakan, pembangunan akan diprioritaskan di tiga wilayah yang kontribusinya selalu paling kecil dan di bawah 10 persen, yakni Kalimtantan, Sulawesi, Maluku-Papua, dan Bali-Nusa Tenggara.

"Kalau dari persentase kontribusi wilayah itu, kita perlu fokuskan di tiga wilayah itu," ucap dia, di sela Forum Konsultasi Publik mengenai RPJMN 2015-2019.

Pada 2013, kontribusi Jawa terhadap PDB Nasional sebesar 58 persen, Sumatera 23,8 persen, Kalimantan 9,6 persen, Sulawesi 4,8 persen, Maluku-Papua 2,2 persen, dan Bali-Nusa Tenggara 2,8 persen.

"2019, persentasenya seharusnya dapat 55 persen (Jawa) dan 45 persen (luar Jawa)," ujar dia.

Menurut data Bappenas, ketimpangan kontribusi terhadap PDB sudah terjadi sejak lama. Kontribusi Jawa selalu di atas 55 persen sejak 1988. Pada 1978, kontribusi Jawa dan luar Jawa pernah hampir seimbang, saat Kalimatan menyumbang kontribusi PDB sebesar 10 persen.

Penurunan ketimpangan antarwilayah ini masuk dalam sasaran pembangunan berdasarkan wilayah-antarwilayah pada rancangan RPJMN 2015-2019.

Setidaknya, untuk membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru itu, pemerintah menargetkan dapat membangun 13 kawasan industri baru luar Jawa yakni di Bitung Sulawesi Utara, Palu, Sulawesi Tengah, Morowali, Sulawesi Tengah, Konawe, Sulawesi Tenggara, Buli Halmahera Timur.

Berikutnya Maluku Utara, Bantaeng, Sulawesi Selatan, Batulicin, Kalimantan Selatan, Ketapang, Kalimantan Barat, Landak, Kalimantan Barat, Kuala Tanjung, Sumatera Utara, Sei Mangkei, Sumatera Utara, Tanggamus, Lampung dan Bintuni, Papua Barat.

Kemudian, terdapat juga 8 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sei Mangkei, Sumatera Utara, Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur. Ketiga, KEK Palu, Sulawesi Tengah, KEK Morotai, Maluku Utara. Kelima, KEK Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan, KEK Tanjung Lesung, Banten, KEK Mandalika, Nusa Tenggara Barat, dan KEK Belitung, Sulawesi Utara.

Pendirian kawasan industri luar Jawa dan KEK itu akan dibarengi dengan 100 kawasan pengembangan teknologi dan inovasi industri (Technopark/Sciencepark).

"Arahnya kawasan industri di daerah luar Jawa dapat mendorong kegiatan hilirisasi, dan ekspor bernilai tambah, serta penambahan lapangan kerja baru," tutur Andrinof.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014