Sydney (ANTARA News) - Polisi kontraterorisme Australia menangkap dua orang di Sydney atau terjadi hanya dua hari setelah munculnya peringatan meningkatnya obrolan online teroris sebagai buntut dari penyanderaan berakhir fatal di sebuah kafe di kota itu.

Belum ada keterangan lebih rinci lagi mengenai hal ini namun Polisi Federal Australia mengungkapkan bahwa penahahan itu adalah bagian dari sebuah operasi yang tengah digelar.

September lalu, polisi melancarkan serangkaian penggerebekan di seluruh Sydney dan Brisbane menyusul membanjirnya warga negaranya ke Irak dan Suriah untuk berperang demi ISIS dan militan lainnya.

Paling sedikit 70 warga Australia saat ini berperang untuk kaum militan Islam di luar negeri. Sedikitnya 20 orang tewas dan ada kekhawatiran yang terus memuncak mengenai bertambahnya jumlah kaum muda yang teradikalisasi dan dapat berpuncak pada serangan di dalam negeri Australia.

Sewaktu penyerbuan September, Australia menaikkan tingkat ancamannya ke level tinggi yang berarti serangan teroris bisa saja terjadi, sedangkan Perdana Menteri Tony Abbott sendiri kemarin memperingkatkan rakyatnya akan bahaya teror selagi Natal.

"Briefing dari lembaga-lembaga keamanan hari ini mengisyaratkan bahwa ada level obrolan online teroris yang meningkat menyusul penyanderaan di Martin Place," kata Abbott seperti dikutip AFP.

Australia sendiri tidak secara resmi menyebut penyanderaan di Sydney sebagai serangan teroris, sementara Abbott menolak berspekulasi mengenai kemungkinan adanya serangan baru.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014