Islamabad (ANTARA News) - Seluruh partai politik di Pakistan pada Rabu (24/12) menyepakati pendirian pengadilan khusus untuk mempercepat proses pengadilan tersangka pelaku teror.

Keputusan tersebut diambil dalam konferensi politisi senior yang berkumpul atas undangan Perdana Menteri Nawaz Sharif guna merancang strategi anti-teror.

Pertemuan itu diadakan setelah serangan teror pekan lalu terhadap satu sekolah milik tentara sehingga menewaskan 150 orang di Kota Peshawar, Pakistan Utara. Taliban telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Seorang Senator oposisi Mushahid Hussain mengatakan pengadilan khusus itu akan beroperasi untuk waktu tertentu dengan sasaran pelaku teror garis keras. Ia mengatakan konferensi tersebut berakhir dengan suara bulat mengenai semua masalah dan semua penangguhan dihilangkan mengenai pengadilan khusus itu.

Konferensi tersebut berlangsung selama hampir 11 jam, saat berbagai perbedaan mengenai pengadilan khusus menunda dicapainya keputusan.

Seorang pemimpin sentral Partai Rakyat Pakistan (PPP), yang beroposisi, Qamar uz Zaman Kaira, mengatakan pengadilan khusus itu akan didirikan dalam dua tahun, demikian laporan Xinhua.

Kaira, yang menghadiri pertemuan tersebut, mengatakan kepada wartawan perubahan akan diselaraskan dengan undang-undang dasar buat pengadilan khusus.

Seorang pemimpin partai oposisi Tehrik-e-Insaf, Shah Mehmood Qureshi, mengatakan konferensi pemimpin politik itu telah mengirim pesan jelas kepada pelaku teror bahwa pemimpin Pakistan bersatu melawan terorisme.

Ia mengatakan pengadilan khusus hanya akan menangani pelaku teror dan takkan digunakan untuk tujuan politik.

Sebagian peserta khawatir bahwa pengadilan itu akan digunakan terhadap pesaing politik pemerintah.

Namun para menteri pemerintah menepis kekhawatiran tersebut dan meyakinkan para pemimpin politik bahwa pengadilan itu hanya akan mengadili pelaku teror.

Perdana Menteri Nawaz Sharif dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jendeal Raheel Sharif mengatakan dalam konferensi tersebut bahwa waktunya telah tiba untuk mengambil keputusan yang berani terhadap pelaku teror.

Ketika berbicara pertemuan itu, mereka mengatakan para pemimpin politik berutang pada generasi mendatang untuk menghapuskan momok teror untuk selamanya.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014