Keelung (ANTARA News) - Sejumlah warga negara Indonesia di Taiwan memperingati 10 tahun terjadinya bencana tsunami Aceh, dengan pembacaan Surat Yasin dan tahlil di musala Nurul Iman, Keelung, Jumat.

Acara peringatan itu diikuti oleh beberapa mahasiswa National Taiwan Ocean University (NTOU) Keelung, tenaga kerja Indonesia, dan mahasiswa dari Malaysia.

"Kami mendoakan, semoga syuhada tsunami Aceh mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya," kata Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan Dedi Fazriansyah Putra.

Seusai membaca doa, Dedi yang berasal dari Banda Aceh, menceritakan pengalamannya tentang bencana alam yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu.

"Saya sempat terlempar sejauh 30 meter akibat dihantam gelombang," kata mahasiswa S-3 NTOU Keelung itu menuturkan bencana alam yang merenggut sedikitnya 250 ribu jiwa tersebut.

Badannya terdorong gelombang berkecepatan tinggi. "Beruntung tubuh saya nyangkut di rumah tetangga. Lalu saya naik ke lantai dua rumah tetangga sebelum menyelamatkan diri ke atap rumah itu," katanya mengenang peristiwa yang terjadi di Punge, Banda Aceh, yang berjarak sekitar 5 klometer dari garis pantai.

Saat itu, dia sedang menjalani libur sekolah. "Kebetulan pada saat itu libur panjang akhir tahun. Maka saya pulang kampung," ujar Dedi yang saat itu masih duduk di bangku kuliah S-1 di Jakarta.

Ia mengaku bersyukur karena dalam musibah tersebut tak seorang pun anggota keluarga inti yang menjadi korban.

"Namun sepupu dan teman-teman sekolah saya ditakdirkan lain," ujarnya menambahkan.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014