Denpasar (ANTARA News) - Umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan, rangkaian peringatan Hari Raya Galungan, dengan melakukan persembahyangan bersama di Pura Sakenanan, Kota Denpasar, Sabtu.

Hari Suci Kuningan merupakan rangkaian peringatan Hari Raya Galungan yang bermakna memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawaan Adharma (keburukan) yang dirayakan setiap enam bulan sekali tepatnya sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan.

Ribuan masyarakat di Pulau Dewata itu sudah berdatangan ke pura yang terletak di kawasan konservasi mangrove di Pulau Serangan.

Dalam perayaan Hari Raya Kuningan kali ini Desa Adat Serangan telah melakukan penataan parkiran dan sejumlah kawasan pedagang setempat untuk memudahkan masyarakat melakukan persembayangan di kawasan tersebut.

Salah seorang warga Desa Kesiman, Wayan Sumadra, mengatakan bahwa sudah rutin melakukan persembahyangan di Pura Sakenan.

"Saya rutin sembayang di sini karena rumah saya dekat dari Sakenan," ujarnya.

Lain halnya dengan Luh Suarniasih, warga Buleleng yang melakukan persembayangan perdananya ke Pura Sakenan.

"Saya sembahyang ke sini bersama keluarga dari Buleleng. Dan ini adalah sembayang pertama saya di Pura Sakenan," ujarnya,

Hari Raya Kuningan yang jatuh bertepatan dengan upacara besar (piodalan) di Pura Sakenan berlangsung sejak pagi hingga malam hari, bahkan akan berlangsung selama tiga hari, yakni sehari sebelum dan sesudah Hari Suci Kuningan.

Menurut sejarah Pura Sakenan dibangun oleh Asthapaka, seorang pendeta Buddha. Hal itu dilakukan karena sang pendeta kagum akan keindahan laut terpadu dengan keindahan daratan.

Sang pendeta merasakan bahwa di tempat itu ada suatu kekuatan suci, sangat baik untuk memuja Tuhan demi keselamatan dan kesejahteraan umat manausia.

Pewarta: Wira Suryantala
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014