Probolinggo (ANTARA News) - Satu keluarga berjumlah empat orang yang merupakan warga Kelurahan Kraksaan Wetan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, adalah penumpang pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak saat terbang dari Surabaya menuju Singapura pada Minggu (28/12).

"Satu keluarga itu tinggal di Jalan Yos Sudarso 35, Kelurahan Kraksaan Wetan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo," kata Lurah Kraksaan Wetan, Nur Rachmad Sholeh, Senin.

Empat penumpang tersebut atas nama Indra Yulianto (51), kemudian istrinya Vincencia Sri Andrijany (44), kedua anaknya Albertus Eka Surya Yulianto (10) dan Stephanie Yulianto (14).

Ia mengatakan pihaknya mendapat kabar dari staf kelurahan yang juga tetangga korban, kemudian dihubungi melalui telepon seluler oleh kerabat korban di Surabaya, namun pihaknya juga kesulitan untuk mencari informasi secara detail tentang korban.

"Kami juga merasa kesulitan untuk mencari informasi korban karena keluarga korban yang tertutup dengan permasalahan ini, namun kami bisa memastikan bahwa korban adalah warga kami," paparnya.

Tetangga korban, Nyoo Pie Ing saat ditemui di rumahnya mengatakan keluarga Indra Yulianto kesehariannya baik.

"Pembantu rumah tangga korban pulang kampung, sedangkan untuk sopirnya diminta untuk menjemput pada 1 Januari 2015," tuturnya.

Hal serupa juga terjadi di Pasuruan, yakni satu keluarga yang tinggal di Desa Matopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan juga menjadi penumpang pesawat Airbus A320-200 tersebut.

Satu keluarga tersebut diketahui bernama Kristiono dan istrinya Sulastri, beserta dua orang anaknya yakni Sesha Aldi Krisputra dan Felicia Sabrina Krisputri.

"Putra saya beserta istri serta dua anaknya akan berlibur untuk merayakan tahun baru di Singapura, namun kami mendapat kabar bahwa pesawat mereka hilang kontak," kata ayah Kristiono, Buyung Iswanto.

Menurut dia, beberapa keluarganya telah berada di Bandar Udara Juanda untuk mencari tahu informasi terkini tentang pesawat AirAsia yang ditumpangi keluarga putra dan istrinya, serta kedua cucunya.

Pewarta: Zumrotun Solichah/Laily Widya Ari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014