Pangkalan Bun (ANTARA News) - Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (Wakapolda Kalteng), Komisaris Besar Muhammad Ikhsan, mengingatkan anggotanya yang membantu penanganan musibah pesawat AirAsia QZ 8501 waspada dan mematuhi prosedur tetap (protap) evakuasi jenazah.

"Evakuasi jenazah itu kan ada protapnya, jadi harus dipatuhi, jangan asal angkat. Apalagi ini kondisi jenazahnya sudah memprihatinkan," kata Ikhsan saat menemui personelnya yang bertugas di Pos Komando Rumah Sakit Umum Daerah (Posko RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu.

Jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 pada Minggu (28/12) yang ditemukan semuanya dalam kondisi tidak baik lagi karena sepekan berada di laut.

Oleh karena itu, Ikhsan mengemukakan, kondisi semacam itu memerlukan kehati-hatian agar evakuasi tidak malah merusak fisik jenazah dan menghambat identifikasi oleh tim identifikasi korban bencana (Disaster Victim Identification/DVI) di RS Bhayangkara, Kepolisian Daerah Jawa Timur, di Surabaya.

Risiko infeksi yang mungkin saja muncul akibat kondisi jenazah yang sudah membusuk, menurut dia, juga harus dihindari oleh seluruh personel yang melakukan evakuasi jenazah.

"Sarung tangan kalau sudah dipakai, ganti. Pakaian juga harus steril. Pokoknya patuhi semua prosedur operasionalnya," ujar Ikhsan.

Ikhsan berkeliling ke sejumlah posko, termasuk di RSUD Sultan Imanuddin yang menjadi tempat tujuan evakuasi dan identifikasi awal jenazah korban pesawat yang jatuh di perairan Selat Karimata saat perjalanan dari Surabaya menuju Singapura pada Minggu lalu.

Saat di rumah sakit, Ikhsan memantau ruang Posko DVI Biddokkes Polda Kalteng yang selama ini digunakan untuk identifikasi awal korban yang berhasil dievakuasi, dan meninjau lemari pendingin (cold storage) berkapasitas 60 hingga 80 peti yang disiapkan untuk menyimpan sementara jenazah.

Dia juga meminta tim dokter mengingatkan, jika ada personel Polda Kalteng yang terlupa dalam menjalankan prosedur yang benar dalam evakuasi.

Pewarta: Norjani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015