Jakarta (ANTARA News) - Tragedi kecelakaan pesawat terbang AirAsia pada Minggu lalu (28/12), mengundang simpati banyak negara, yang mengirimkan berbagai mesin pesang dan instrumen khusus untuk membantu operasi SAR gabungan.

Berikut beberapa profil dan kinerja mesin-mesin perang yang juga bisa dipergunakan untuk misi kemanusiaan, juga piranti-piranti khusus pada operasi SAR gabungan menjadi AirAsia QZ8501 itu.

1. Pesawat amfibi Beriev Be-200 Altair dari Rusia. Pesawat terbang amfibi ini dirancang Beriev Aircraft Company dan diproduksi pabrikan Irkut. Dirancang untuk pemadam kebakaran, pencarian dan penyelamatan, patroli maritim, kargo, dan transportasi manusia atau kargo barang.

Kapasitas angkutnya beragam, mulai dari 42 hingga 72 orang, tergantung tipe dan variannya; walau kapasitas angkut airnya sama-sama 12 ton alias 12 meter kubik.

Secara umum, situs Irkut dan EADS-Irkut Seaplane melansir spesifikasinya: dua penerbang, dengan dimensi 32,0 meter panjang, 32,8 meter panjang sayap, 8,9 meter tinggi sayap ekor, 117,4 meter persegi luas total sayap, 27.600 kg bobot kosong, 41.000 kg bobot maksimal lepas-landas di darat.

Dia memiliki 37.900 kg bobot lepas-landas maksimal dari air, 12.000 kg daya angkut air di ruang kargo, 7.500 kg bobot maksimum barang di ruang kargo, 44 orang kapasitas maksimal (Be-200ES) dan 72 orang (Be-210).

Dia didorong dan diangkat dua mesin turbofan Progress D-436TP turbofan, masing-masing menyemburkan tenaga 7.500 kgf.

Performa: kecepatan maksimum: 700 km/jam (435 mph), kecepatan jelajah: 560 km/jam (348 mph), kecepatan ekonomi: 550 km/jam (342 mph), kecepatan pendaratan: 200 km/jam (124 mph), kecepatan lepas landas: 220 km/jam (137 mph), kecepatan minimum (sudut kemiringan flaps 38°): 157 km/jam (98 mph), jangkauan dengan tangki standar: 2.100 km (1.305 mil), jangkauan dengan tangki tambahan: 3.300 km (2.051 mil), ketinggian maksimal terbang 8.000 m (26.246 kaki).

Sistem avionika ARIA 200-M terintegrasi menjadi andalan utama Beriev Be-200 Altair ini.

2. C-130 Hercules. Pesawat angkut berat militer (walau juga bisa dipakai kalangan sipil) ini sudah sangat legendaris dan menjadi referensi utama sistem transportasi pasukan atau persenjataan dan logistik lain bagi militer dunia.

Keunggulan rancangan, kemudahan operasionalisasi, kekuatan dan keandalan, hingga kemudahan perawatan dan pemeliharaan, serta kecocokannya dalam berbagai jenis misi menjadi nilai lebih Herky. Bagi penerbangnya di Barat, dia sering diberi "mantra": look like a truck, fly like a Cadillac...

Sejak pertama kali diudarakan pada 1954 dari hanggar produksi pabrikannya, Lockheed-Martin, di Amerika Serikat, pada 1954, C-130 Hercules langsung menarik perhatian dunia penerbangan militer.

Bermula dari permintaan khusus Kepala Staf Angkatan Udara Amerika Serikat (saat itu), Jenderal Curtis E LeMay, akan keperluan pesawat transport berat yang mumpuni bagi pasukan negara itu, Hercules telah berevolusi tanpa harus diubah secara mendasar.

Hampir satu kompi personel infantri bersenjata perorangan lengkap atau 64 personel pasukan payung plus persenjataan regu dan kendaraan tempur ringan-menengah, bisa masuk ke dalam ruang kargonya.

Tentang jumlah manusia yang bisa dia terbangkan, ada catatan rekor tidak sengaja yang hingga kini belum bisa dipecahkan siapapun. Itu terjadi pada saat Pangkalan Udara Tan Son Nhut, di Vietnam Selatan, dibombardir Vietcong di penghujung Perang Vietnam.

Penerbangan pengungsian terakhir itu sangat dramatis, landas pacu sudah berlubang di sana-sini hasil ledakan amunisi mortir dan meriam Vietcong dan jelas tanpa dukungan personel darat. C-130 Hercules milik Angkatan Udara Amerika Serikat dalam kondisi ditembaki mortir itu akhirnya bisa mengudara menuju wilayah udara Thailand.

Berapa jumlah manusia yang bisa diangkut? 11 orang ditambah dua pilot dan navigator berdesakan di ruang dan tangga kokpitnya! Paling tidak, ratusan orang berjejalan di dalam ruang kargo C-130 Hercules yang sudah amat sangat kelebihan beban itu. Mereka akhirnya bisa mendarat selamat di Thailand.

Adapun spesifikasi umumnya adalah: satu pilot dan satu kopilot dibantu seorang navigator dan beberapa load master (juru muat kargo) diperlukan untuk menerbangkan dia. C-130 Hercules belum berteknologi fly-by-wire dan banyak mengandalkan teknologi hidrolik untuk menggerakkan tuas-tuas serta pitot-pitot-nya.

Dimensi dan berat: panjang fuselage 29,79 meter, rentang sayap 40,41 meter, tinggi 11,84 meter, bobot kosong 34,2 ton, bobot maksimum lepas landas 79,3 ton.

Mesin dan kinerja: empat mesin turboprop Rolls-Royce Allison AE 210D3 dengan tenaga masing-masing 4.591 shp, kecepatan maksimum 721 km/jam, ketinggian terbang maksimal 10,6 km, jangkauan terbang maksimal dengan bobot minimal 5.250 km, jangkauan terbang maksimal dengan bobot maksimal 3.800 km.

Secara teoretis, daya angkut maksimumnya 18,9 ton. Akan tetapi pada tipe dan varian terkini, C-130J, daya angkut kargo ini telah terdongkrak habis-habisan.

Kekuatan stuktur fuselage-nya juga ada yang telah ditingkatkan sehingga bisa menjadi pijakan (platform) meriam dan senapan mesin berat, yaitu pada varian AC-130 Spectre.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015