Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mengincar posisi 30 besar pada pesta olahraga multievent dunia yaitu Olimpiade 2016 Brasil dengan harapan minimal mampu meraih dua emas dari sembilan cabang olahraga yang rencananya diikuti.

"Di Olimpiade London kita hanya finis di posisi 63. Makanya untuk Olimpiade Brasil kita harus mampu menembus 30 besar," kata Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Djoko Pekik Irianto, di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, untuk merealisasikan target memang bukan perkara yang mudah. Hanya saja jika dilakukan persiapan yang baik oleh KONI, KOI maupun Satlak Prima maka peluang untuk memenuhi target akan terbuka lebar.

Pada even empat tahunan ini, Indonesia berpeluang mengirimkan atlet dari sembilan cabang olahraga yaitu bulu tangkis, angkat besi, dayung (rowing-kanoing), renang, sepeda BMX, voli pantai, berkuda, panahan dan atletik.

"Bulu tangkis dan angkat besi mempunyai peluang terbesar menyumbangkan emas. Tapi kami berharap semua cabang juga bisa maksimal," katanya menambahkan.

Di Olimpiade 2012 di London, Kontingen Indonesia yang berkekuatan 22 atlet hanya mampu meraih satu perak dan satu perunggu. Dua medali ini semuanya dipersembahkan oleh atlet angkat besi yaitu Triyanto dan Eko Yuli.

"Semoga pada Olimpiade Brasil jumlah atlet yang berangkat bertambah. Yang jelas, atlet yang dikirimkan harus berpeluang mendapatkan medali," kata pria yang juga Guru Besar UGM itu.

Sementara itu, Komandan Satlak Prima Suwarno menjelaskan, sebelum turun di Olimpiade Brasil, semua atlet yang akan diberangkatkan akan menjalani pemusatan latihan baik di dalam maupun luar negeri.

"Lokasi pemusatan latihan kita belum bisa menentukan. Yang jelas, untuk persiapan Olimpiade Brasil membutuhkan anggaran Rp395 miliar," katanya.

Dari jumlah dana yang dibutuhkan tersebut, kata dia, saat ini yang telah dipegang baru Rp250 miliar atau sama dengan anggaran untuk Olimpiade London lalu. Untuk itu, pihaknya akan mengajukan penambahan dana sesuai dengan kebutuhan.

"Kalau disetujui pemusatan latihan akan bisa lebih lama, bisa juga untuk penambahan pelatih asing, gizi atlet, akomodasi dan konsumsi hingga suplemen," katanya menambahkan.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015