Saya tidak setuju dengan apa yang Anda (Charlie) katakan, tetapi saya akan membela sampai mati hak Anda (Charlie) untuk mengatakannya. #JeSuisCharlie
Jakarta (ANTARA News) - Sebuah aksi bersenjata yang terjadi di kantor pusat redaksi majalah "Charlie Hebdo" di Paris, Prancis, Rabu, menggelitik netizen untuk mendukung majalah satir tersebut dalam Twitter.

Tanda pagar #JeSuisCharlie ini tercatat menduduki peringkat pertama trending topic dunia sebanyak 2,3 milyar kicauan pada pukul 09.18 WIB.

Netizen menilai peristiwa tersebut membungkam kebebasan berekspresi dan mencederai nilai jurnalisme. Berkut kicauan Netizen yang mengungkapkan kekecewaan mereka.

"Karena kebebasan berbicara adalah hal yang penting dan mampu menertawakan diri sendiri bahkan lebih lebih penting #JeSuisCharlie," kicau akun @CROZZA2.

Ada pula @AnnaHellhammer yang mendukung Charlie Hebdo untuk bangkit, "Satir adalah seni. Seni perlu untuk masyarakat yang waras dan rasional. Saya berada dipihak kartunis, komedian dan satiris. #JeSuisCharlie," tulis Hellhammer.

Hal senada juga disampaikan Cindy Conforti ‏melalui akunnya @imcindykay, yang meski tidak sepenuhnya setuju dengan hal-hal yang diungkapkan majalah satire tersebut, namun menurutnya tragedi tersebut telah merampas hak kebebasan berpendapat.

"Saya mendukung! Saya tidak setuju dengan apa yang Anda (Charlie) katakan, tetapi saya akan membela sampai mati hak Anda (Charlie) untuk mengatakannya. #JeSuisCharlie," tulisnya.

Tak ketinggalan dari dalam negeri Didit Putra Erlangga, jurnalis harian kompas, melalui akunnya @eldidito menulis "Satir yang dibalas dengan kekerasan justru membuktikan maksud dari sindiran tersebut secara gamblang. Ulah segelintir yang membahayakan seluruh komunitas."

Sama halnya dengan Didit, seorang penulis bebas dalam akun twitternya ‏@zenrs, berpendapat "Nyindir, nyatir, ngritik, dibalas dengan peluru. Berbahaya betul menggelitik kaum anti-tawa," kicaunya.

Sebelumnya hashtag #CharlieHebdo juga meramaikan jagat Twitter semalam.  (Baca : Serangan atas Charlie Hebdo )

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015