... tidak ada perusahaan AirAsia yang diperingkat sama sekali...
Jakarta (ANTARA News) - Baru-baru ini situs AirlineRatings.com yang berbasis di Australia menempatkan Qantas pada daftar teratas keselamatan penerbangan global berdasarkan berbagai faktor termasuk audit dari otoritas penerbangan dan rekam jejak kecelakaan pesawat.

Pada situs berita abc.net, disebutkan keselamatan penerbangan erat kaitannya dengan biaya.

Ketua Strategic Aviation Solutions, Neil Hansford, mengatakan pada ABC News Online kunci konsistensi performa Qantas untuk selalu unggul di keselamatan penerbangan adalah pilotnya.

"Keselamatan memang butuh biaya dan pilot Qantas adalah yang memiliki bayaran terbaik di dunia, mereka juga yang punya skill terbaik di dunia," kata Hansford seperti dilansir ABC Online.

Neil lalu merujuk pada kasus QF32 yang melibatkan Airbus A380 yang mendarat darurat di Singapura pada 2010 setelah mesinnya meledak beberapa menit setelah lepas landas.

Para kru yang berpengalaman, dipimpin Kapten Richard de Crespigny, diberi penghargaan karena berhasil mendaratkan pesawat dengan selamat.

Handsford mengatakan insiden dan resultan kerusakan pada pesawat telah direplikasi di simulator dengan hasil fatal. "Pada simulasi lain yang telah dilakukan, pesawat pasti menabrak," katanya.

Dibandingkan dengan AirAsia, dalam situs AirlineRatings.com, ternyata AirAsia belum diperingkat sama sekali. Situs menyebut proses pemeringkatan masih ditunda.

Sementara beberapa maskapai yang diberi peringkat, di antaranya Garuda Indonesia yang mendapat lima bintang.

"Menariknya adalah, tidak ada perusahaan AirAsia yang diperingkat sama sekali," kata Handsford.

Handsford menyarankan agar orang-orang seharusnya lebih berhati-hati memutuskan apakah tiket pesawat yang murah sepadan dengan risiko saat terbang.

"Orang-orang Australia seharusnya mengatakan pada diri mereka sendiri, apakah saya akan bayar (ekstra) 200 Dollar dan sampai atau untuk 200 dollar Australia saya siap menerima kompromi yang mungkin mereka tak akan terima dalam apa saja yang mereka beli," kata dia.

Secara keseluruhan, AirlineRatings menyatakan, 2014 adalah tahun dengan jumlah penerbangan yang berhubungan dengan kematian tertinggi, dengan 21 kecelakaan fatal menyebabkan korban meninggal 986, di atas rata-rata 10 tahun.

Namun, situs menekankan bahwa dua kecelakaan pesawat Malaysia Airlines sangat di luar kewajaran dan tercatat setengahnya tewas, sementara tercatat juga jumlah penumpang yang melakukan penerbangan berjumlah 3,3 milyar pada 27 juta penerbangan.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015