Surabaya (ANTARA News) - Tim Disaster Victim Identification" (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur mulai mengandalkan data DNA untuk mengungkapkan identitas sisa korban pesawat jatuh AirAsia QZ8501 yang jumlahnya masih banyak.

"Tim mulai menggunakan data DNA sebagai data primer untuk identifikasi korban," ujar Kepala DVI Polda Jawa Timur Kombes Pol Budiyono kepada wartawan di Posko Crisis Centre Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Jumat.

Dia mengaku kondisi korban yang nyaris sudah tidak dikenali membuat timnya mengandalkan DNA sebagai identifikasi dan diyakini hasilnya tidak salah.

Menjawab pertanyaan wartawan mengenai keakuratan identifikasi lewat DNA, Budiyono menjelaskan, "Sesuai dengan statistik populasi Indonesia, perbandingannya adalah 1 dibanding 6.000 triliun."

Kabid Dokkes Polda Jatim ini juga mengakui, semakin lama jenazah ditemukan dan diidentifikasi maka semakin tinggi tingkat kesulitannya.

Menurut dia, DNA tidak harus dari keluarga yang sedarah atau vertikal seperti orang tua kandung atau anak kandung, namun bisa dari barang pribadi korban yang biasa dipakai.

"Ini menghindari tentang bagaimana jika sekeluarga yang menjadi korban. Tim DVI bisa menggunakan sisir, sikat gigi, alat pencukur jenggot atau kumis hingga pakaian pribadinya," kata dia.

Mengenai belasan jenazah yang belum teridentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara, Tim DVI meminta semua pihak bersabar karena tim bekerja menurut ketepatan, bukan semata kecepatan.

"Kami bekerja pagi, siang dan malam untuk mengungkap kebenaran identitas sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara hukum," tandas dia.

Hingga hari ketigabelas, dari 41 jenazah yang sudah diterima RS Bhayangkara, 27 jenazah sudah berhasil teridentifikasi dan diserahkan kepada keluarga. 14 jenazah sisanya masih didalami.




Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015