Kudus (ANTARA News) - Migrasi pengguna elpiji 12 kilogram ke elpiji 3 kilogram menyusul naiknya harga jual elpiji nonsubsidi tersebut diprediksi berkisar 3-5 persen kata Kasi Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus, Jateng, Sofyan Dhuhri.

"Berdasarkan pengalaman sebelumnya migrasi memang tidak banyak. Selain itu, migrasi tersebut diperkirakan hanya berlangsung sementara karena elpiji 12 kg tetap memiliki keunggulan dalam hal penggunaannya lebih tahan lama dibandingkan elpiiji 3 kg," ujarnya di Kudus, Jumat.

Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya migrasi pengguna elpiji nonsubsidi tersebut, kata dia, bisa dilakukan dengan meminta tambahan alokasi elpiji ke PT Pertamina.

Permintaan tambahan alokasi elpiji 3 kg, kata dia, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan di masyarakat.

Sementara rata-rata penyaluran per bulannya bisa mencapai 540.000 tabung.

Ia mengakui, untuk melakukan pencegahan terjadinya migrasi pengguna elpiji nonsubsidi ke elpiji subsidi memang sulit dilakukan karena tidak ada dasar hukum yang kuat untuk melakukan hal itu.

Berdasarkan Perpres nomor 104/2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Elpiji Tabung 3 kg, terutama pada pasal 1 ayat (4) dijelaskan bahwa rumah tangga adalah konsumen yang mempunyai legalitas penduduk, menggunakan minyak tanah untuk memasak dalam lingkup rumah tangga dan tidak mempunyai kompor gas untuk dialihkan menggunakan elpiji tabung 3 kg termasuk tabung, kompor gas beserta peralatan lainnya.

"Jika berdasarkan ketentuan tersebut, jumlah penerima tabung elpiji 3 kg sekitar 217.000 penerima karena paket konversinya memang sejumlah itu," ujarnya.

Hanya saja, kata dia, saat ini Kabupaten Kudus sudah tidak ada lagi minyak tanah bersubsidi dan pertumbuhan penduduknya juga semakin bertambah sehingga pengguna elpiji 3 kg juga bertambah.

Terkait dengan Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri nomor 17/2011 dan Menteri ESDM nomor 5/2011 tentang Pembinaan Pengawasan Pendistribusian Tertutup Elpiji Tertentu di Daerah, kata dia, hingga kini juga belum terlaksana.

"Harapannya keluarga yang memang tergolong mampu untuk menggunakan elpiji nonsubsidi, sehingga masyarakat kurang mampu masih bisa menikmati elpiji 3 kg," ujarnya.

Ia mengatakan, penggunaan elpiji 3 kg tetap diawasi agar tidak ada penyelewengan karena termasuk barang bersubsidi yang penggunaannya diawasi dan dibatasi.

Adapun usulan alokasi elpiji 3 kilogram pada tahun 2015 mengalami kenaikan 15 persen dari realisasi penyaluran elpiji selama 2014 guna mengimbangi penambahan pengguna elpiji baru di daerah setempat.

"Total kuota elpiji 2015 yang diajukan ke Pemerintah Provinsi Jateng sekitar 6,96 juta tabung," ujarnya.

Sementara realisasi penyaluran elpiji hingga Desember 2014 diperkirakan mencapai 6,05 juta tabung.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015