Masih dalam proses pembahasan antara Indonesia dan Tiongkok"
Beijing (ANTARA News) - Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan bahwa rencana pemberian bebas visa untuk turis dari lima negara, antara lain Tiongkok, masih dalam pembahasan antara Indonesia dengan negara bersangkutan.

"Masih dalam proses pembahasan antara Indonesia dan Tiongkok," katanya di hadapan pelaku dan agen perjalanan wisata Indonesia-Tiongkok di Beijing, Senin.

Ia mengemukakan sebelumnya pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng terkait rencana pemberian bebas visa tersebut.

Sejalan dengan pembahasan itu, pihaknya juga telah menyiapkan beberapa langkah untuk makin mempromosikan Indonesia termasuk kepada turis Tiongkok dengan menggunakan jalur digital atau on-line antara lain melalui kegiatan "mobile apps", "digital campaign", "interactive campaign", dan viral marketing (Facebook, Twitter, YouTube, Blogg).

"Promosi melalui media sosial juga dapat dilakukan terhadap media sosial yang umum digunakan di Tiongkok seperti Weibo," katanya.

Khusus untuk turis Tiongkok, pihaknya juga menyiapkan dua jenis paket wisata sejarah yaitu paket menelusuri jejak Laksamana Cheng Ho dari Pulau Sumatra ke Jawa dan napak tilas kehadiran Menlu Cho En Lai ke Konfrensi Asia Afrika, Bandung pada 1955.

"Upaya menjaring turis Tiongkok akan terus dilakukan, terlebih kita sudah ada kesepakatan untuk meningkatkan jumlah pelancong Tiongkok mencapai dua juta, pada 2015," ungkap Arief.

Pemberian bebas visa bagi pelancong Tiongkok diharapkan dapat mendorong pencapaian target tersebut, ujarnya.

Arief mengemukakan selama periode Januari-November 2014 jumlah turis Tiongkok ke Indonesia tercatat 883.725 orang. Jumlah itu berada di urutan keempat setelah Singapura (1,32 juta), Malaysia (1,12 juta) dan Australia 996.032 orang.

"Dari 19 negara yang menjadi fokus pasar pariwisata Indonesia, Tiongkok menjadi salah satu fokus pasar utama selain Australia, Jepang, Korea, dan Rusia," katanya.

Kedepan, diharapkan jumlah turis Tiongkok akan berada di posisi pertama atau kedua terbesar bagi Indonesia.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015