Ini yang perlu diantisipasi bersama, karena dari laporan BMKG, intensitas hujan tinggi di wilayah NTB akan terjadi pada akhir Desember hingga Februari 2015, dan itu merupakan puncak musim hujan."
Mataram (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi mengintruksikan agar Dinas Pekerjaan Umum (PU) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk tetap siaga di tengah adanya prakiraan cuaca ekstrem di daerah itu.

"Terkait persoalan kebencanaan, gubernur telah memerintahkan agar instansi yang menangani langsung bencana dan pascabencana untuk selalu waspada, mengingat cuaca ekstrem diperkirakan akan melanda NTB," kata Kabag Humas dan Protokol Setda NTB.

Dalam upaya mengantispasi itu, gubernur telah menginstruksikan Dinas PU dan ESDM untuk memantau titik-titik rawan banjir dan longsor, serta harus bisa melakukan penanganan darurat bencana.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan terus mengintensifkan peranan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk meminimalisir terjadinya bencana dan mencegah banyaknya korban bila sewaktu-waktu terjadi bencana.

Sementara, Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin mengatakan saat ini tugas-tugas penanganan bencana berada di bawah kendali BPBD. Karenanya, pihaknya telah memerintahkan terhadap seluruh jajaran BPBD baik provinsi maupun yang ada di 10 kabupaten/kota untuk meningkatkan pengawasan dan pencegahan terhadap terjadinya bencana.

"Dalam artian kita menginginkan bagaimana lembaga penanganan bencana mampu memetakan titik-titik rawan, dan mampu melakukan antisipasi serta pencegahan jika terjadi musibah maupun pascabencana," katanya.

Menurut dia, sebagai daerah rawan bencana, tentu pemerintah daerah akan berupaya mencari jalan keluar guna menanggulangi dan pemulihan pascabencana, termasuk, menyiapkan dukungan anggaran melalui APBD.

Sebab, ujar Amin, memasuki musim penghujan seperti saat ini, kewaspadaan terhadap daerah-daerah rawan terjadinya bencana banjir, harus selalu menjadi fokus perhatian pemangku kepentingan baik provinsi maupun kabupaten/kota.

Terlebih lagi Minggu (7/12) kemarin, salah satu kabupaten di NTB, yakni Dompu dilanda banjir akibat hujan nyang secara terus menerus turun sehingga menyebabkan salah satu Sungai Laju menjadi meluap.

"Apa yang terjadi di kabupaten Dompu, kami merasa prihatin. Namun, jauh dari pada itu, bagaimana pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaannya dan pemantaaun secara terus menerus, sehingga kejadian bencana maupun korban bisa di minimalisir," ucapnya.

Selain memaksimalkan peran BPBD, Pemprov NTB kata Amin berharap kabupaten/kota juga saling bersinergi dan berkoordinasi dengan institusi pemerintah lainnya jika terjadi keadaan bencana.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB menyebutkan sebanyak 352 kepala keluarga yang sebelumnya mengungsi akibat banjir di Kabupaten Dompu kini sudah kembali ke rumah masing-masing.

"Saat ini mereka sudah kembali ke rumah masing-masing, karena air yang sebelumnya meluap sudah kembali surut," kata Kepala BPBD NTB Wedha Magma Ardhi

Menurutnya, banjir yang terjadi di Kabupaten Dompu pada Minggu (7/12) hingga Senin dini hari tersebut disebabkan meluapnya Sungai Laju. Akibat banjir tersebut, empat kelurahan, yakni Woja, Simpaisai, Kandai II dan Kari Jawa yang ada di Kabupaten Dompu terendam air setinggi satu meter hingga dua meter.

"Ini disebabkan hujan yang terus menerus terjadi di Kabupaten Dompu sehingga menyebabkan Sungai Laju yang melintasi kota itu meluap," ujarnya.

Ia menambahkan, salah satu penyebab banjir karena tingginya intensitas hujan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan banjir seperti yang terjadi di Kabupaten Dompu akan menimpa daerah-daerah lain di NTB.

"Ini yang perlu diantisipasi bersama, karena dari laporan BMKG, intensitas hujan tinggi di wilayah NTB akan terjadi pada akhir Desember hingga Februari 2015, dan itu merupakan puncak musim hujan," katanya.

Untuk mengantipasi itu, pihaknya juga telah melakukan pemetaan daerah-daerah rawan bencana. Bahkan, melakukan koordinasi antarkabupaten/kota.

"Kalau daerah rawan, hampir seluruh NTB. Tapi kami akan berusaha dapat mengantispasinya," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015