Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp12.610 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.590/dolar AS.

"Rupiah masih dibayangi sentimen fundamental global terkait dengan prospek kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve) yang bisa memicu perpindahan dana dari negara-negara berkembang ke negeri Paman Sam itu," kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan bahwa Presiden Fed of San Fransisco John Williams dan Presiden Fed of Atlanta Dennis Lockhart memberikan isyarat kenaikan suku bunga AS dapat terjadi di pertengahan tahun 2015 mendatang.

Saat ini, lanjut dia, pelaku pasar sedang menanti data neraca keuangan AS periode bulan Desember yang diperkirakan mengalami surplus.

Meski demikian, Zulfirman Basir mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah masih cenderung tertahan terhadap dolar AS setelah munculnya data kinerja ekspor Tiongkok yang membaik.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015